Warisan Nabi itu Ulama Bukan Negerinya
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Ulama telah sepakat berdasarkan hadits nabi, bahwa nabi tidak mewarisi dinar, dirham, kebun kurma, harta benda dan negeri - negeri tetapi mewariskan ilmu dan ulama.
Warisan Nabi Muhammad SAW yang berupa ilmu tersebut telah menyebar ke seluruh negeri.
Artinya yang menjadi patokan warisan nabi bukan negerinya tetapi sejauh mana penduduk negeri itu mengambil dan mengamalkan warisan nabi berupa ilmu dari para ulama.
Makanya kita lihat dalam sejarah bahwa warisan nabi Muhammad SAW berupa ilmu berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya, dari Madinah menyebar ke basrah, Kufah , bagdad , Mesir, Yaman,Tunisia, Maroko , thailand, Filipina, Malaysia, Indonesia dll.
Apabila ada orang zaman sekarang yang menetapkan pengambilan warisan Nabi Muhammad harus dari negeri tertentu, sebagai contoh Madinah dan Makkah saja dan melarang mengambil warisan nabi dari negeri yang lain. Maka sungguh Dia telah lupa bahwa nabi Muhammad SAW mewarisi ilmu dan ulama bukan mewarisi negeri.
Sejarah telah membuktikan bahwa yang mengambil warisan Nabi Muhammad SAW dari berbagai suku bangsa ;
Imam abu Hanifah dari Kufah, imam Malik dari Madinah, imam Syafi'i dari Palestina, imam Ahmad bin Hambal dari Baghdad, imam Bukhari dan imam Muslim dari Uzbekistan, imam Ghazali dari Persia, imam Qurthubi dari Andalusia dll
Dan mereka berpindah dari satu negeri ke negeri lain untuk mengambil warisan nabi, dan tidak fokus di satu negeri saja. Dan tidak ada kita ketahui, mereka menulis dalam kitab mereka; ambillah ilmu nabi di mekah dan madinah saja.
Maka amat sangat aneh, zaman sekarang ada yang berkoar koar ; ambillah ilmu agama ini dari mekah dan madinah saja. Sehingga sampai-sampai merendahkan dan melecehkan orang lain dengan ungkapan ahli bid'ah karena tidak mengambil ilmu agama ini tidak dari mekah dan madinah.
Ingat bro, Tidak ada jaminan dari Nabi Muhammad SAW bahwa ulama negeri tertentu lebih alim dari ulama negeri yang lainnya.
Dan nabi tidak pernah menjamin bahwa ilmunya akan dijaga oleh penduduk madinah dan mekah.
Ulama empat Mazhab dan ulama yang meneruskan tradisi dari ulama empat Mazhab mayoritas mereka bukan dari madinah dan mekah.
Jika ada yang menjadikan madinah dan mekah sebagai tolok ukur keilmuan yang diwariskan nabi, maka sungguh ia telah terdoktrin oleh paham salafi wahhabi.
Kalau mau jujur pendiri wahhabi dan pembesar salafi bukan asli mekah dan madinah.
Ada yang berargumen bahwa kota suci dijaga oleh malaikat, iya, betul dijaga oleh malaikat, tetapi yang dijaga oleh malaikat adalah dari dajjal, bukan menjaga penduduknya dari pengaruh Dajjal, sebagai bukti dalam hadits disebutkan, kota suci mekah dan madinah akan berguncang, sehingga orang munafik terpelanting keluar dari kota suci mekah dan madinah.
Hanya orang bodoh yang menjadikan kota suci sebagai pembenaran atas ajaran dan kelompoknya, sedangkan muslim yang cerdas melandaskan kepada ilmu yang diajarkan oleh nabi.
Dalu - dalu, Selasa 13 September 2022
Yuk UMROH 2021 ✈️🇸🇦🕋 yang minat hubungi kami.
#LaskarTambusai #HidupKanMati #BerbuatSelagiHidup
baca juga kajian tentang ulama berikut :
- Tafwid Ulama Salaf Disesatkan oleh Orang di Abad Ke-8
- Antara Ulama dan Keluarga Nabi
- Kemuliaan Nasab atau Kemuliaan Ilmu?
- Hadits vs Ulama Dalam Masalah Kirim Pahala Kepada Mayit
- Pak Haji vs Ulama
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
13 September 2022 ·