Tradisi Masyarakat Tambusai yang Harus Dilestarikan
*****
1. Menidurkan anak dengan ALUNAN ZIKIR Tahlil dan Shalawat.
Adapun LAFAZ zikir yang biasa dilazimkan masyarakat Tambusai sebagai pengantar tidur anaknya,
لا اله الا الله محمد رسول الله
لا اله الا الله ابرهیم خلیل الله
لا اله الا الله اسماعیل ذبیح الله
لا اله الا الله موسی كلیم الله
لا اله الا الله عیسی روح الله
لا اله الا الله الملك الحق المبین محمد رسول الله الصادق الوعد الامین
Dan ini merupakan wujud pengamalan perintah Allah dalam al Quran ;
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ﴿النساء : ۱۰۳﴾
Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. (QS. An-Nisa': 103)
Dan hadits Nabi Muhammad SAW ;
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَذْكُرُ اللهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berdzikir (mengingat) Allah pada setiap waktunya.” (HR. Muslim) [HR. Bukhari, no. 19 dan Muslim, no. 737]
Apabila tidak hafal yang panjangnya maka Biasanya Minimal kalimat لا اله الله محمد رسول الله di setiap menidurkan anaknya sambil diayun, dan ini merupakan warisan turun temurun yang masih dilestarikan.
Agar hidupmati anak dalam kalimat tauhid, sehingga pada saat nyawa dicabut lisan pun mampu untuk mengucapkannya.
*****
2. Meracik bumbu masak dan obat-obatan dengan bilangan GANJIL.
Dan ini merupakan bukti saking cintanya masyarakat Tambusai kepada ajaran nabi muhammad SAW dalam hal sepele pun tetap dikaitkan dengan sabda Nabi Muhammad SAW ;
وَهُوَ وَتْرٌ يُحِبُّ الْوَتْرَ
“Sesungguhnya Dia (Allah ﷻ) itu witr (ganjil) dan menyukai yang ganjil.” (HR. Al Bukhari No. 6410, Muslim No. 2677)
Karena Allah menyukai yang ganjil maka di dalam setiap aktifitas kehidupan diukur dengan bilangan ganjil agar mendapat berkah dan nilai pahala di sisi Allah.
*****
3. Mengajarkan AMALAN berupa zikir, ayat dan surat pendek kepada anak sejak usia dini.
Tujuan diajarkan Amalan tersebut agar anak terhindar dari gangguan jin dan dijauhkan dari orang yang berniat jahat, seperti doa perlindungan, ayat kursi, surat al ikhlas dan ma'uzataini dll
Dan Agar hati anak selalu terpaut dan terikat dengan ayat al Quran dan tidak mudah digoyahkan oleh kekufuran.
*****
4. BerSULUK di usia senja
Bersuluk adalah Mengambil satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui thariqat, dan thariqat merupakan sarana melatih diri untuk terus menerus berzikir dan mengingat Allah dibawah bimbingan guru, yang biasa disebut dengan mursyid.
Suluk mempunyai dua makna ; jalan dan akhlak. jika digabungkan kedua maknanya maka suluk adalah jalan untuk memperbaiki akhlak melalui zikir.
*****
5. Suka mengKAJI DIRI
Jika kita duduk didekat orang tua-orang tua, pembicaraan mereka tidak lepas dari pembahasan tentang kajian diri ; dari mana hendak kemana? sedang dimana?
Untuk apa kita hidup? apa tujuan hidup? bagaimana kondisi jasad berpisah dengan ruh?
Kita sebagai makhluk butuh kepada makhluk lainnya, maka wajib bagi Allah tidak membutuhkan kepada makhluk, apabila Allah membutuhkan kepada makhluk berarti Allah sama dengan makhluknya dan itu mustahil bagi Allah.
Melalui kaji diri dapat menghantarkan diri lebih mengenal Allah, merasa bersama Allah dan merasa diawasi Allah SWT.
*****
Jika suatu Amalan dikerjakan terus menerus dari generasi ke generasi sehingga mendarahdaging, maka itu disebut tradisi, dan tradisi yang baik harus tetap dilestarikan apalagi bersumber dari al Quran dan sunnah.
H. R. Taufik Tambusai
Yuk umroh 2021 ✈🐪🌙 WA 085375339456
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
1 September 2022 ·