SANG PEMBELA KEHORMATAN AGAMA
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
1. Shalahuddin al Ayyubi rahimahullah adalah pahlawan Islam yang paling bersinar namanya, dimuliakan di Timur dan juga Barat.
Tidaklah dibicarakan tema tentang kebangkitan umat dan diangkat tokoh pejuang Islam, kecuali namanya pastinya akan turut disebut.
Ia amat dicintai oleh kaum muslimin dan disegani oleh lawan-lawannya.
Musuh sangat menghormati beliau karena ketinggian akhlaq, kejujuran dan sifat kesatrianya di medan perang. Ia tegas namun menjunjung tinggi keadilan dan toleransi.
2. Penampilannya menarik dan perilakunya begitu menawan. Dalam kitab as Siyar imam Adz Dzahabi menukil kesaksian al Muwafiq Abdul Lathif yang menuturkan sifat - sifatnya :
"Aku masuk menemui Shalahuddin di al Quds, maka aku melihat sesosok raja yang memenuhi mata siapapun yang memandangnya dengan kekaguman.
Ia penuh kasih dan keramahan kepada siapapun, tak peduli orang dekat maupun asing. Orang-orang di sekitarnya berusaha memiripkan dan meniru perilakunya yang anggun itu.
Dan ia selalu menyibukkan diri berdiskusi dengan para ulama dan ahli ilmu..."
3. Jasanya untuk umat ini bukan hanya berhasil merebut kembali al Quds dari tentara salib, namun juga memiliki andil dalam menjaga kemurnian aqidah ahlussunnah wal jama'ah.
Tak terhitung sanjungan para ulama kepada beliau rahimahullah karena telah menegakkan kehormatan umat dengan mengembalikan al Aqsha dan menjaga kemurnian aqidah Islamiyah.
Di masa beliaulah berhasil ditumpas berbagai aliran sesat dan meyimpang seperti Jabariyah, Khawarij, Murji'ah, dan yang paling merusak kala itu Syi'ah Rafidhah.
4. Shalahuddin rahimahullah memimpin di saat negara sedang di masa peperangan. Yakni dimulainya menyusun kekuatan hingga berhasilnya direbutnya kembali Palestina dari tentara salib.
Negara manapun yang sedang dilanda peperangan, sudah barang tentu akan mengalami kesulitan ekonomi dan rakyat akan sangat terdampak. Karena sumber daya akan tersedot untuk membangun kekuatan militer.
Namun hal ini tidak terjadi di masa beliau. Justru sebaliknya, kemakmuran dan keamanan begitu terjamin di wilayah - wilayah kaum muslimin yang tak terjajah.
5. Sebagai gambaran, di masa beliau gaji para guru dan ulama justru dinaikkan. Mulai dari 10 Dinar hingga ada yang 40 dinar. Tergantung posisi, tugas dan materi yang diajarkan oleh para ulama.
6. Demikian juga di masa itu dikenal adanya waqaf susu dan madu. Yakni pemerintah menyalurkan susu segar dan air yang dicampur madu ke masyarakat secara gratis.
Uniknya, waqaf ini disalurkan lewat instalasi tak ubahnya seperti PDAM hari ini ke rumah-rumah penduduk, utamanya pada falisitas umum seperti masjid, perkantoran atau pasar.
Jadi pada masa itu, seseorang bisa memilih memuter keran yang berisi susu atau keran yang mengalirkan manisan madu.
7. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa Shalahudin tidak pernah tertawa. Ketika seseorang bertanya apa penyebabnya, beliau justru menjawab dengan pertanyaan :
كيف أضحك والأقصى أسير في أيدي الصليبيين؟
"Bagaimana aku bisa tertawa sedangkan al Aqsha sedang tertawan oleh pasukan Salibis ?"
8. Kaum muslimin di bawah komandonya berhasil membebaskan al Aqsha dalam pertempuran dahsyat yang dikenal dengan perang Hittin. Dan setelahnya satu persatu wilayah yang dikuasai oleh tentara salib berhasil dibebaskan.
9. Saat kemenangan diraih kaum muslimin, tidak ada pembantaian seperti yang dilakukan oleh pasukan salib ketika menduduki Palestina.
Bahkan sebaliknya, musuh dipersilahkan kembali ke negerinya dan mendapatkan pengawalan sampai di dermaga.
10. Shalahuddin rahimahullah adalah sultan sekaligus pendiri Daulah Ayubiyah yang wilayahnya membentang dari Iraq, Suriah hingga ke Mesir. Namun ketika wafat, tak memiliki harta apapun sebagai warisan bagi keluarganya, baik itu perhiasan, kendaraan, rumah ataupun sebidang tanah.
Sebagian literatur ada yang menyebutkan beliau wafat dengan peninggalan satu keping dinar dan 36 dirham, yakni total sekitar hanya 5 juta rupiah !
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
29 Agustus 2022 ·