Mazhab adalah Metodologi (Cara) berfikir untuk memahami al-Quran & Hadist.
Kita selalu mendengar bahwa kelompok Wahabi ini mengatakan :Kita hanya melakukan apa yang ada di Kitab & Sunnah, al-Quran & Hadist, Kita tidak melakukan kecuali apa yang Rosul katakan dll.ini adalah statemen yang selalu Wahabi gaungkan ketika berbicara agar orang awam terbawa dengan dakwah mereka maka Saya tegaskan dalam tulisan ini bahwa statement tersebut adalah " Salah" & hanya digunakan untuk marketing saja agar dakwah mereka itu laku begitu pula nama yang mereka pakai seperti salafi serta nama-nama yang lain.
Haqiqat dari "Mazhab" adalah "Metodologi untuk memahami Nushus dalam agama".maka setiap Mazhab dalam Islam seperti Ahli Sunnah, Mukktazilah,Syi'ah, Nashibi, atau Mujassimah Karomiyah & Taimiyah juga mempunyai Kaedah-Kaedah untuk memahami al-Quran & Hadist yang mana Kaedah-Kaedah tersebut juga diambil dari kumpulan al-Quran & Sunnah yang mana jika ada satu Ayat atau Hadist yang bertentangan dengan Kaedah tersebut maka Ayat atau Hadist tersebutlah yang ditakwil bukan kaedahnya yang dirubah karena kaedah tersebut diambil dari banyak akumulasi Kitab & Sunnah.
Maka dari sebab itulah Mazhab-Mazhab tersebut masih dikatakan Mazhab Islami karena diambil dari Kitab & Sunnah walaupun Mazhab tersebut salah seperti Mazhab Muktazilah contohnya adalah metodologi tertentu yang dipakai oleh Muktazilah untuk memahami Nushus Syari'ah yang mereka dapatkan melewati ijtihad yang mendalam walaupun metodologi tersebut dianggap Salah & penganutnya dianggap Ahli Bid'ah tapi tetap dianggap Mazhab dalam islam sebab alasan tersebut.Begitu pula Mazhab Mujassimah ( Wahabi) mereka punya metodologi khusus untuk memahami Kitab & Sunnah yang mungkin terkenal dengan nama Zohiriyah.
Maka sebenarnya tidak ada perbedaan antara Ahli Sunnah,Syi'ah,Muktazilah & Mujassimah dalam aspek semuanya adalah Mazhab Islami karena semua masih memakai al-Quran & Sunnah akan tetapi perbedaannya dari "Bagaimana cara memahamai al-Quran & Sunnah" disinilah haqiqat perbedaan dalam Mazhab ke Mazhab yang lain bahkan dalam Fiqh sekalipun karena Mazhab Syafi'i mempunyai cara Paham yang berbeda dengan Mazhab Maliki dst cuma bedanya perbedaan dalam Metodologi Fiqh tidak menyebabkan kebid'ahan ketika Salah akan tetapi perbedaan dalam metodologi memahami Nushus Aqidah menyebabkan salah satu pengikutnya menjadi Bid'ah ketika Metodologi tersebut Salah seperti kesalah Mazhab Wahabi & Muktazilah karena sebab-sebab tertentu yang akan saya jelaskan di postingan-postingan berikutnya.
Intinya adalah al-Quran & Sunnah bukan hanya milik Wahabi seperti yang selalu dikoar-koarkan " Kami tidak berkata kecuali dengan al-Quran & Sunnah". ini adalah Statement yang tidak jujur & meresahkan karena mengisyaratkan selain mereka tidak menggunakan al-Quran & Sunnah.maka perdebatan & perbedaan antara Ahli Sunnah & Wahabi adalah dalam Metodologi (Mazhab) memahami al-Quran & Sunnah bukan dalam Apakah kita pakai al-Quran & Sunnah atau tidak.karena selama dia adalah Mazhab islami pasti memakai Kitab & Sunnah.
Ketahuilah Aqidahmu.Wahabi Bukan Ahli Sunnah.
Baca juga kajian ulama tentang mazhab berikut :
- Antara Tafliq, Tak Bermazhab dan Awam.
- Pindah Mazhab, Buat Apa?
- Pentingnya Bermadzhab
- Bukan Mazhab Syafi'i Tapi Sok Tahu Mazhab Syafi'i
- Mengapa Madzhab Hanbali Diikuti oleh Minoritas Kaum Muslimin
Sumber FB Ustadz : Habib Ali Baqir al-Saqqaf
19 Juli 2022 pada 07.32 ·
Kalau mau ikuti page fb yang ngebahas aqidah dalam bahasa indonesia, beliau sangat bagus. Adanya orang seperti beliau, kembaran saya gus Abdul Wahab Ahmad, buya Alfitri , yai Hidayat Nur, dan beberapa teman lain yang juga aktif di fb dalam membahas masalah aqidah, sangat menutupi ruang kosong dimedsos, ini sangat penting ditengah macam-macam aliran dan pemikiran aneh yang muncul dari medsos, dimana kadang itu semua mempengaruhi aqidah orang awam dalam mazhab ahlussunnah, dimana kadang dari medsos muncul masalah-masalah aqidah yang sebelumnya tidak pernah didengarkan oleh awam
Alhamdulillah melalui tulisan beliau-beliau ini sedikit banyak membuat orang jadi ngerti, bahwa apa yang mereka yakini dari kecil selama ini sudah benar dan ternyata punya argumen kuat. Dan awam juga jadi tau bahwa masalah-masalah aqidah yang lewat dimedsos dan yang terlintas dipikiran selama ini udah dibahas dan tersedia jawabannya dikalangan orang alim. Itu membuat mereka yakin pada aqidah aswaja yang sudah diikuti oleh mereka, orang tua mereka, kakek mereka, dan guru-guru mereke dari dulu. Alhamdulillah, moga dibanyakan lagi orang2 alim dimedsos, biar kita2 awam tercerahkan
(Fauzan Inzaghi)