Time Travel Ke Zaman Nabi
Jarak waktu antara kita hidup dengan zaman dimana Nabi SAW hidup sangat jauh terbentang. Tidak kurang dari 14 abad lamanya.
Maka tantangan untuk meneladani kehidupan Beliau SAW jadi susah-susah gampang atau gampang-gampang susah.
Dibilang gampang karena tersedia banyak dokumen otentik baik berupa ayat Qur'an, hadits Nabawi bahkan sekian banyak kitab Sirah.
Tapi yang bikin susah itu karena kehidupan di zaman itu amat sangat jauh berbeda 180 derajat dengan zaman kita sekarang. Banyak hal yang kita merasa heran dan aneh kalau mendalami suasana kehidupan masa mereka.
Kita sulit membayangkan orang-orang di masa itu terbiasa (maaf) buang hajat di alam terbuka alias di gurun pasir. Lalu beristinja' pakai batu tiga butir. Ini bukan bab penghinaan, tapi faktanya di masa itu memang demikian.
Masyarakat Mekkah Madinah belum membangun toilet di dalam rumah. Bahkan di pedesaan dan daerah pinggiran kita di masa kini pun belum ada toilet dalam rumah.
Masih ingat kan adegan di film Si Doel Anak Sekolahan, yang toiletnya di halaman belakang rumah?
Nah di masa kenabian, bahkan tidak ada toiletnya, mereka buang hajat di gurun pasir, namun di malam hari.
***
Tata cara berpenampilan orang-orang di masa itu pun terasa aneh buat ukuran kita sekarang. Para laki-laki masih lazim berambut panjang tergerai.
Beberapa hadits menyebutkan fakta itu terdapat pada diri Nabi SAW sendiri dan juga para shahabat.
Mereka terbiasa berjalan kemana-mana dalam keseharian dengan pedang diterikat di pinggang, macam pendekar samurai Jepang.
* * *
Legalitas perbudakan di masa itu masih dijamin hukum, sehingga budak yang kabur dari tuannya dianggap melawan hukum.
Namun sebagai catatan penting, legalitas perbudakan ini memang berlaku di semua peradaban manusia, bukan hanya di Arab saja. Orang Eropa, India, China, Afrika dan lainnya kompak melegalkan perbudakan di masa itu.
Maka pasar budak ada dimana-mana, laki-laki menyetubuhi budak wanitanya memang legal dan sah. Kalau sampai hamil dan punya anak, statusnya anak halal dan sah.
***
Pendeknya begitu banyak pernik kehidupan bangsa Arab di abad ketujuh yang terasa aneh buat kita. Padahal justru Al-Quran turun di zaman itu kepada Nabi SAW dan dijalankan oleh para shahabat.
Begitu juga sumber hukum Islam kedua berupa hadits nabi pun juga bersumber dari zaman itu.
Makanya semua fakta itu pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk bisa memilah dan memilih, mana yang bagian dari syariat Islam univesal dan abadi, dan mana yang hanya merupakan bagian dari adat, budaya dan tradisi bangsa Arab di masa itu.
* * *
Lalu bagaimana cara kita agar tidak keliru dalam menarik kesimpulan hukum, dari sumber yang eksisnya di abad ke-7 Masehi, terpaut 14 abad dengan kita.
Jawabannya sederhana sekali, yaitu dengan menggunakan metodologi istimbath hukum yang telah dipetakan oleh para fuqaha ahli syariah sepanjang zaman.
Tanpa menggunakan metodologi istimbath yang canggih, kemungkinan terbesar kita terjebak pada tradisi dan budaya, bukan menjalankan syariatnya.
Saya susun satu buku berjudul : Mengenal Lebih Dekat Kehidupan Zaman Nabi SAW.
rumahfiqih.com/buku/1/37
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
9 Maret 2022 ·