Ridho Terhadap Takdir Ilahi
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Mengurai masalah dengan menyalahkan masalah yang dihadapi bukan solusi, karena pada hakikatnya hidup ini pindah dari satu masalah kepada masalah yang lainnya.
Meruntut masalah mulai dari awal munculnya, hanya sebagai sarana untuk mengetahui kelemahan diri, bukan untuk mempermasalahkan masalah tersebut, karena ada tidaknya campur tangan kita, masalah tersebut akan berlaku atas kehendak ilahi.
Mengeluh atas masalah yang telah terjadi bukan solusi, tetapi mengolah masalah menjadi energi untuk menyelesaikan masalah itu baru solusi, bukan pula mengalah dengan masalah.
Karena bukan masalah yang menjadi masalah, tetapi bagaimana cara menyelesaikan masalah yang selalu menjadi masalah.
Masalah ringan, jika tidak tau cara menyelesaikannya, maka menjadi besar, sebaliknya masalah besar, jika tau cara menyelesaikannya, maka akan menjadi ringan.
Masalah dengan diri sendiri lebih berat dari masalah dengan orang lain, karena orang yang bermasalah dengan diri sendiri pasti akan bermasalah dengan orang lain.
Karena orang yang bermasalah dengan dirinya sendiri tidak akan mampu mendamaikan dirinya sendiri, maka bagaimana ia akan mampu memberikan kedamaian kepada orang lain.
Menata hati diantara solusi menyelesaikan masalah dengan diri sendiri, dengan mengingat bahwa baik buruk merupakan takdir ilahi yang harus dijalani.
Berjalan diatas rel yang telah digaris bawahi bahwa kita harus memperbaiki diri tetap berbaik sangka kepada ilahi atas masalah yang diberi.
Tak usah mencari kambing hitam untuk dikebiri, karena itu bukan solusi, sebab solusi hakiki meng asali bahwa masalah diberi pertanda kasih sayang ilahi masih mengairi dalam diri.
Apakah kita ridho kepada ketetapan takdir ilahi ?
Ujian ridho terletak kepada keimanan terhadap ketetapan takdir ilahi, karena masalah yang diberikan, ada yang kita suka dan ada yang tidak kita suka, ada yang menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan, ada yang berupa nikmat dan ada yang berupa kesusahan.
Beriman kepada takdir baik dan buruk datangnya dari Allah, sebagai bukti bahwa baik pun kita di dunia ini dengan menjalankan syariatnya, tetap akan diberi takdir yang buruk berupa masalah - masalah hidup, karena dari awal sudah diwajibkan untuk beriman.
Iman merupakan alat sebagai pengurai masalah yang setiap yang dihadapi, dengan mengembalikan semua masalah kepada pemilik masalah yaitu Allah.
Ridho terhadap semua ketetapan ilahi yang menimpa diri kita, merupakan ujian akhir untuk mendapatkan ridho ilahi.
Dan untuk sampai kepada ridho atas semua ketetapan takdir baik dan buruk datangnya dari ilahi, diawali dengan menyadari diri bahwa kita akan kembali kepada ilahi dan hidup akan mati.
Masalah paling berat adalah ketika hati kita mati dari ridho atas ketetapan ilahi, yang sedari awal sudah diwajibkan untuk beriman kepadanya.
Diantara tanda hidupnya iman di dalam dada ; ridho kepada ketetapan takdir Ilahi yang telah berlaku.
Oleh sebab itu, Iringi masalah dengan ridho, maka akan mendatangkan solusi yang diridhoi oleh ilahi rabbi.
Dalu - dalu, Sabtu 14 Mei 2022
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
14 Mei 2022 pada 22.52 ·