Kaidah dalam ranah khilafiyah : Yang ini benar, yang itu benar, yang salah adalah yang menyalahkan.
Jangan samakan, antara :
- orang yang menyalahkan orang lain, karena orang lain itu MENYALAHKAN KEBENARAN, dengan
- orang yang menyalahkan orang lain yang BENAR
Adil saja, bahwa ikhtilaf itu ada, inhiraf juga tak boleh tutup mata. Yang benar ya benar. Yang salah ya salah. Meskipun cara meluruskan kesalahan itu, ada dosisnya.
Seperti guru kita di postingan ini, beramal riil. Alhamdulillah umat Islam yang tadinya beragama emosional, bid'ah sana bid'ah sini, mulai melunak. Amal yang sebelumnya disuruh tinggalkan karena DALIH tidak diperbuat Nabi ﷺ, kembali disemarakkan. Bahkan pernah beliau diundang untuk "menembak" amaliyah 'kaum tua' (karena melihat penampilan beliau barangkali), justru beliau hadir menguatkan amaliyah tersebut, karena memang ada landasannya.
Ala kulli haal, persatuan adalah sunah Nabi ﷺ yang paling utama, bahkan dengan orang kafir sekalipun, persatuan bisa diwujudkan, sebagaimana dahulu diusahakan Nabi ﷺ dalam Piagam Madinah (meskipun pada akhirnya dikhianati juga). Maka sunah persatuan harus dijunjung. Namun menjaga persatuan, bukan berarti menyembunyikan kebenaran.
Maka saat ada yang mengkritik segelintir pemecah persatuan, jangan dituduh pula ia sebagai pemecah persatuan. Kan aneh.
Seharusnya, orang yang tak mau bersatu, yang maunya menjadi Ghuraba, kemudian ia dikeluarkan dari barisan Ahlussunnah Waljamaah, kan wajar.
Sumber FB Ustadz : Fakhry Emil Habib
4 Mei 2022 pada 02.33