Nabi dan Ulama Salafush Sholeh, Juga Berziarah

Ziarahlah !!  Nabi Dan Ulama Salafush Sholeh, Juga Berziarah

ZIARAHLAH !!  NABI DAN ULAMA SALAFUSH SHOLEH, JUGA BERZIARAH

by Sarinyala.id 

Pesan Syaikh Nawawi Banten

Al-Imam Wal Fahm Al-Mudaqqiq Al-'Allamah Asy-Syaikh As-Sayyidul 'Ulama Al-Hijaz Abu Abdul Mu'thi Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi Al-Bantani At-Tanara Asy-Syafi'i atau Syekh Nawawi Banten rahimahullah (Tanara, Serang, 1230 - 1314 H / 1813 - 1897 M Jannatul Ma'la Mekkah) dalam kitab Nihayatuz Zain Syarah Qurratul Ain Bi Muhimmah Ad-Din, menuliskan bahwa disunnahkan berziarah kubur, “Barang siapa yg menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jum’at, maka Allah mengampuni dosa²nya dan dia dicatat sbg anak yg taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya...”.

Sunnah Ziarah

Berziarah ke kubur memang disunnahkan, bahkan berpahala setimpal dgn haji mabrur, apabila yg diziarahi adalah kubur keluarganya atau orang² solih dan bila orang tsb rutin melakukan kebiasaan tsb hingga akhir hayatnya, maka kelak malaikatlah yg akan menziarahi makam orang tsb. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam hadits yg diriwayatkan oleh Ibnu Umar radliyallahu anhu (wafat 697 M di Makkah)

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Barang siapa berziarah ke makam bapak atau ibunya, paman atau bibinya, atau berziarah ke salah satu makam keluarganya, maka pahalanya adalah sebesar haji mabrur. Dan barang siapa yg istiqamah berziarah kubur sampai datang ajalnya, maka para malaikat akan selalu menziarahi kuburannya.”

Kebiasaan Salafush Sholeh

Selain menziarahi makam keluarga, menurut pendapat Al-Imam Al-Faqih Al-Mujtahid Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Hajar As-Salmunti Al-Haitami Al-Azhari Al-Wa'ili As-Sa'di Al-Makki Al-Anshari Asy-Syafi'i atau Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah (1503 M Mesir - 1566 M Jannatul Ma'la Mekkah) dalam kitab ‘Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubra’, berziarah ke makam para wali dan orang² saleh merupakan sebuah amal kebaikan yg sangat dianjurkan.

Ternyata para ulama salafush sholeh dahulu, juga punya kebiasaan untuk tetap menziarahi ulama² lain, meski sudah wafat. Dalam kitab Dzail Thabaqat Al-Hanabilah, Abdurahman ibn Syihabuddin Ahmad ibn Rajab ibn Abdurrahman ibn Hasan ibn Muhammad ibn Abi al Barakat Mas’ud Al-Hafidz Zainuddin Abu Al-Faraj Al-Baghdadi Ad-Dimasyqi Al-Hambali atau Imam Ibnu Rajab rahimahullah (4 November 1335 M Bagdad, Irak - 14 Juli 1393 M di Damaskus, Suriah), menceritakan, suatu ketika Jamaluddin Abul Faraj Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Ali Al-Qurasyi Al-Bagdadi Al-Hambali atau Imam Ibnul Jauzi (wafat 16 Juni 1201 M, di Bagdad, Irak) berkata :

قال: وتكلمت في جامع المنصور هذه الأيام. فبات ليلته في الجامع خلق كثير. وختمت الختمات. واجتمع الناس بكثرة. فحرز الجمع بمائة ألف. وتاب خلق كثير. وقطعت شعورهم، ثم نزلت فمضيت إلى قبر أحمد. فتبعني خلق كثير حرزوا بخمسة آلاف

Saya berbicara di Al-Jami’ (masjid) Al-Manshur hari² ini. Banyak orang menginap disitu, mereka juga mengkhatamkan Al-Qur’an berkali². Orang² bertambah banyak, hingga sampai seratus ribuan orang. Banyak yg bertaubat disana. Lalu saya turun dari masjid dan menuju kuburan Imam Ahmad bin Hanbal. Orang² banyak yg mengikuti saya, sampai sekitar lima ribuan orang".

Beliau beserta sekitar 5 ribuan jama’ahnya, ziarah ke makam Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 2 Agustus 855 M di Bagdad, Irak) di pekuburan Bab Harb di Daerah Harbiyyah. Kuburan Imam Ahmad ini, memang banyak yg menziarahinya, sebagaimana dikatakan oleh sejarawan Syamsuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Khallikan atau Imam Ibnu Khallikan (22 September 1211 M, Arbil, Irak - 30 Oktober 1282 M di Damaskus, Suriah).

Makam Imam Hambali

Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa makam Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, memang diziarahi ummat Muslim, termasuk Imam Ibnu al-Jauzi rahimahullah dan para jama’ahnya juga berziarah kesana. Selain Ibnu al-Jauzi rahimahullah gemar ke kubur orang² shalih, beliau juga menganjurkan untuk menziarahinya jika dalam waktu tertentu. Beliau tuliskan dalam kitab Shaidu Al-Khathir.

وليجعل خلوته أنيسه، والنظر في سير السلف جليسه! ولتكن له وظيفة من زيارة قبور الصالحين والخلوة بها!

"Dan sebaiknya seorang itu membiasakan diri menyendiri (khalwat), sering membaca teladan² para ulama salaf. Sebaiknya seorang juga membiasakan diri untuk ziarah ke kuburan orang² shalih dan berkhalwat disana."

Bahwa berziarah kepada para auliya atau pun para kekasih Allah subhanahu wa ta'ala, apalagi yg merupakan sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, ataupun umumnya para wali, merupakan perkara yg sangat dianjurkan, dan seyogyanya begitu rupa kita pentingkan. 

Pesan Bagi Peziarah

Hal² yg sepatutnya menjadi tujuan ziarah ke makam para wali, atau pun orang² alim adalah pertama, agar kita menjadi semakin dekat (qarib / taqarrub) kepada Allah subhanahu wa ta'ala itu sendiri. Kedua, adalah agar kita berdoa dgn tulus, dan bersungguh² untuk beliau; karena sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala telah menganugerahi suatu bentuk berkah yg berlimpah kepada beliau; dan karena ‘lubernya’ berkah itu, semoga terlimpah kembali kepada para peziarah dan keluarganya, yaitu dalam bentuk dan takaran rahmat yg semakin melimpah ruah.

Yang sepatutnya dilakukan oleh para peziarah adalah mengambil posisi berhadapan muka dgn yg diziarahi. Dalam jarak yg cukup dekat namun penuh hormat. Menyampaikan salam dgn sikap yg sopan, khusyuk, merunduk, memandang ke bumi dangan teduh, serta menghormati pribadi yg diziarahi, seraya menanggalkan aneka macam kesadaran diri yg ada. Imajinasikan, seolah² kita sedang menatap muka beliau, dan sorot mata beliau pun seolah² menatap kita. Hati meliput cakrawala keluhuran martabat maupun asrar (rahasia rohaniah) yg dilimpahkan Allah subhanahu wa ta'ala pada beliau; pada keluhuran kewalian beliau; pada aspek kedekatan beliau dgn Allah subhanahu wa ta'ala dan lantaran ketaatan beliau kepada-Nya yg telah mendatangkan limpahan wacana Rabbaniyah pada diri beliau itu. 

Lakukan hal ini dgn khidmat. Kalbu atau pun bashirah (mata batin) peziarah seharusnya terus-menerus dan semakin cermat menyadari dgn sungguh², bahwa betapa dangkal dan tumpulnya upaya diri kita untuk meraih taraf "kasih" Allah subhanahu wa ta'ala seperti yg telah beliau peroleh itu. Maka, tumbuhkanlah sendiri suatu nuansa kesadaran diri, untuk mulai semakin bersungguh² untuk taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala; dgn meniru beliau yg sedang diziarahi itu, dan agar memperoleh pencerahan dari Allah subhanahu wa ta'ala atas keberkahan beliau.

Inilah nikmatnya berziarah yg dapat ditempuh, untuk dapat lebih bergegas² lagi menuju Allah subhanahu wa ta'ala; bangunkan sendiri garis lurus dalam alam sadar (conscious) kita, suatu energi gaib (di dalam kalbu), seraya mengelakkan diri dari pesona; magnitude; maupun tarikan kuat "selera duniawi".

Hikmah Rohani

Ketahuilah, sesungguhnya getaran selera dangkal, atau duniawi itulah yg membutakan "bashirah", dan menghalangi suatu kedekatan antara kita dgn Allah subhanahu wa ta'ala, atau pun dgn citra diri yg baik, dan itu jugalah yg tak henti²nya membuat kita berputar² secara tak berkeputusan.

Hendaknya para peziarah, memandang diri sendiri dgn mata hatinya; betapa sesungguhnya dgn ziarah itu, berarti Allah subhanahu wa ta'ala sedang bermurah hati menjadikan dirinya semakin mendekati seorang wali tertentu, dan bahwa dirinya mulai bersedia menyandang perilaku (akhlak) para kekasih Allah subhanahu wa ta'ala itu; bahwa ia semakin mantap dalam berpegangan kepada model panutan, serta jalan hidup yg benar, dan penuh kesungguhan menuju Allah subhanahu wa ta'ala, seperti yg dilakukan beliau² para auliya yg mulia itu. Dan agar dapat mencapai martabat kehambaan yg hakiki di sisi Allah subhanahu wa ta'ala, seperti yg saat ini menjadi reputasi beliau² para wali itu.

Yakinkanlah dirimu wahai peziarah, jangan sampai kelak akan mengalami yg demikian itu. Maka, bangkitkan rohanimu, jangan lagi berlalai², berdukalah sekarang, menangislah saat ini, jangan nanti. Dan mulailah berdoa untuk kedua perspektifmu; di dunia ini, terutama di akhirat nanti. Mohonlah agar Allah subhanahu wa ta'ala yg Rahim membenahi dirimu dgn mengkaruniakan Taufiq kepadamu, seperti halnya menjadi karunia Allah subhanahu wa ta'ala bagi orang² saleh. Bacalah ayat² al-Qur'an, perbanyak doa, istighfar, penyadaran diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala yg semakin sungguh² dan penuh harap. Tentramkan dirimu bersama kemuliaan auliya, anbiya, atau sahabat, dan merasakan cukup bersamanya sajalah, jika yg demikian ini dapat kita persembahkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala, niscaya Dia makin melimpahkan rahmat, dan semakin berkenan mengijabahkan doa²mu.

Ketahuilah, hanya dgn bersungguh², orang akan mendapatkannya dan yg beruntung meraih pintu Sang Pemurah, pasti tak akan kandas dari segala apa yg menjadi maksud dan tujuannya. Oleh karena itu, hindarilah kecondongan hati yg tak bersungguh² melalui ziarahmu kepada orang² saleh.

Khusyu' dan Khudhu'

Berziarahlah dalam ketawadhuan dan kekhusyukan, dalam taqarruban kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Janganlah karena pertimbangan membutuhkan pengakuan orang, dan jangan pula supaya terkesan sbg orang saleh, malah nanti akan menjadi tambahan puing petaka rohanimu saja.

Hindarilah dari bercakap yg tidak baik, atau pun tak senonoh, atau pun yg tak jelas perlu dan manfaatnya, di haribaan makam orang² saleh. Sebab, hal itu dapat menimbulkan murkanya Allah subhanahu wa ta'ala, dapat menimbulkan "gelo" (kekecewaan—Jawa) atau pun kedukaan orang² saleh itu sendiri, dan sekiranya malah akan menghampirkan dirimu sendiri kepada kehancuran secara tidak kita sadari. Sekali lagi elakkan yg demikian ini.

Poin utama dalam ziarah adalah bersemangat menggerakkan dzikir, sholawat, baca ayat² al-Qur'an, sepenuh jiwa dan raga.

Wallahu A'lam. Semoga bermanfaat !!

Written from various sources by Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim JAMA'AH SARINYALA Kabupaten Gresik

baca juga kajian tentang ulama berikut :

Sumber FB : Sarinyala.id sedang di Ziarah Sarinyala.

6 April 2022 pukul 00.52  · Gresik, Jawa Timur  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Nabi dan Ulama Salafush Sholeh, Juga Berziarah - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®