Dituduh Kafir 2 Arah
(Moderasi Islam Melalui Literasi Kitab Kuning)
Agak grogi juga berbicara di depan para pengasuh dan pengajar Madrasah Diniyah Formal (bertempat di STAI Al Fitrah, Kedinding Surabaya). Sebab intensitas memegang kitab lebih banyak beliau-beliau. Tapi karena saya sudah terbiasa baca perdebatan soal amalan-amalan yang dituduh syirik dan kafir jadinya malah bisa share pengalaman saja.
Sesuai tema yang diamanatkan kepada saya ternyata cara memahami Islam dengan metode bermazhab dalam literasi kitab kuning sangat moderat. Sebab dari kitab-kitab bermazhab inilah kita mampu menjawab tuduhan kafir dan syirik kepada kita.
Dua tema yang selalu menghunus tuduhan kafir. Pertama soal Amaliah seperti Tabarruk, Tawassul dan berdoa di kuburan.
Padahal andaikan ini sebuah dosa menuduh kafir saja tidak boleh berdasarkan hadis berikut yang diperkuat banyak riwayat dari Sahabat:
ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: " «ﻛﻔﻮا ﻋﻦ ﺃﻫﻞ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ، ﻻ ﺗﻜﻔﺮﻭﻫﻢ ﺑﺬﻧﺐ، ﻓﻤﻦ ﻛﻔﺮ ﺃﻫﻞ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ ﻓﻬﻮ ﺇﻟﻰ اﻟﻜﻔﺮ ﺃﻗﺮﺏ» ". ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻜﺒﻴﺮ
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Jagalah dirimu terhadap orang yang membaca kalimat Tauhid, jangan kafirkan mereka karena sebuah dosa. Barangsiapa yang mengkafirkan orang yang membaca kalimat Tauhid maka dia sendiri yang lebih dekat dengan kekufuran" (HR Thabrani)
Kedua soal sistem negara yang dianggap Thaghut, sistem kafir dan sebagainya. Kita sampaikan riwayat hadis berikut:
قال رَسُول اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم « يَأْتِى فِى آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ حُدَثَاءُ الأَسْنَانِ ، سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ ، يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ ، يَمْرُقُونَ مِنَ الإِسْلاَمِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، لاَ يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ
Rasulullah Saw bersabda: “Akan datang di akhir zaman suatu kaum yang usianya masih muda-muda, bodoh-bodoh, mereka berkata dengan sebaik-baik firman Allah, mereka lepas dari Islam seperti panah lepas dari busurnya, dan iman mereka tidak melewati tenggorokannya” (HR al-Bukhari)
Dari hadis ini dikomentari oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar:
قَوْله ( يَقُولُونَ مِنْ قَوْل خَيْر الْبَرِيَّة ) أَيْ مِنْ الْقُرْآن ... وَكَانَ أَوَّل كَلِمَة خَرَجُوا بِهَا قَوْلهمْ : لَا حَكَم إِلَّا اللَّه ، وَانْتَزَعُوهَا مِنْ الْقُرْآن وَحَمَلُوهَا عَلَى غَيْر مَحْمَلهَا .
“Maksud Sabda Nabi Saw: ‘mereka berkata dengan sebaik-baik firman Allah’, yakni al-Quran. Dan kalimat pertama yang mereka ucapkan adalah ‘Tidak ada pembuat hukum kecuali Allah’. Mereka mengambilnya dari al-Quran dan meletakkannya tidak pada tempatnya” (Fath al-Bari 10/412)
Sayangnya (masukan saja) para guru Diniyah hanya membuka kitab yang menjadi tugas mengajarnya saja. Andaikan ditambah dengan tema kitab lain akan semakin dahsyat.
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin
9 November 2021·