Awal mulanya dari kelompok sebelah
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Seandainya kalian mau sedikit saja menahan lisan kalian dari menuduh amalan kami sebagai bidah dan syirik, maka tidak perlu kami tegakkan hujjah dan meluruskan pemahaman kalian, karena kami bukan tipe yang suka resek dengan amalan orang lain, karena kami sadar tidak ada jaminan untuk kami dan kalian masuk surga , tetapi kalian semakin hari semakin membabi buta menuduh kami pelaku bidah.
Ketika kami tegakkan hujjah dan tunjukkan kesalahan kalian dalam memahami nash, bukannya kalian insaf dengan tuduhan kalian, tetapi semakin berani kalian memvonis kami sebagai penentang sunnah, seolah - olah cuma kalian yang menjalankan sunnah.
Pada saat hujjah kalian mampu dipatahkan oleh ulama kami, kalian merasa menjadi korban bullian, padahal kalian yang mendahului menyalahkan amalan kami.
Seandainya kalian menahan mulut kalian dari memvonis ulama kami sebagai pelaku bidah dan syirik, maka tidak ada kepentingan kami untuk membeberkan kelemahan ulama kalian.
Karena ulama kalian tak akan pernah sebanding dengan ulama kami, ulama kami baru dikatakan ulama setelah menghafal 100 ribu hadits Nabi.
Jika pun tidak hafal 100 ribu hadits tetapi ulama kami telah menghabiskan masa hidupnya duduk didepan gurunya bertalaqqi untuk mempelajari semua kitab kitab utama, setelah habis semua dipelajari baru diakui gurunya berhak untuk berfatwa.
Tetapi karena kalian terlebih dahulu memulai, maka perlu kami luruskan agar orang awam tidak terjebak ke dalam perangkap kalian, dan agar orang awam tidak ikut ikutan melecehkan ulama.
Seandainya kalian mencukupkan pemahaman beragama untuk diri sendiri dan tidak memaksakan pemahaman kalian kepada kami, maka tidak akan menjadi masalah bagi kami, silahkan beramal sesuai dengan dalil yang kalian pahami, jangan menjatuhkan dalil yang kami pakai yang telah diajarkan oleh ulama kami sepanjang masa, karena mustahil ulama kami bodoh semua, kecuali amalan kami disalahkan oleh mayoritas ulama sepanjang masa.
Sangat berbeda dengan pemahaman yang kalian anut, sepanjang masa ditentang oleh ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Seandainya kalian tidak melecehkan ulama kami dari awal, maka kami tidak akan menjelaskan kekurangan ulama kalian, yang kalian anggap pemegang ilmu salafus sholeh, padahal kenyataannya ulama kami yang berjumpa langsung dengan sahabat, tabiin dan tabiut tabiin.
Kalian paparkan kekurangan ulama kami, padahal yang kalian anggap kekurangan tersebut pada hakikatnya merupakan keluasan ilmu ulama kami, yang mereka teruskan dari salafus sholeh sehingga sampai kepada kami.
Seandainya kalian tidak mengatakan ulama kami ahli syubhat, maka kami tidak akan meminta mereka untuk mengomentarinya, karena apabila tidak diluruskan oleh ulama kami statemen kalian, maka akan dianggap benar oleh orang awam bahwa ulama kami ahli syubhat.
Ketika diluruskan oleh ulama kami tuduhan kalian, kemudian kalian kebakaran jenggot karena syubhat syubhat kalian satu persatu dipaparkan, yang mana selama ini membuat umat islam dunia gerah dengan tuduhan, vonis dan fitnah kalian.
Pada saat berdatangan bantahan dari ulama dunia atas tuduhan kalian, kalian anggap kami menyerang kalian, padahal kami hanya membela diri dari tuduhan palsu kalian. Coba kalian tidak menyalahkan amalan kami, maka kami tidak akan membantah tuduhan kalian.
Seandainya kalian tidak mudah mengklaim ulama kami sepemahaman dengan kalian, maka tak perlu kami meluruskan klaim kalian, sebab jika tidak kami luruskan maka orang awam akan menganggap benar atas klaim kalian.
Ketika mereka orang awam terpengaruh pola pemikiran kalian, akibatnya sangat fatal, maka tak ada satu pun yang tersisa semuanya akan kalian klaim bagian dari manhaj kalian.
Bagaimana kami tidak mengatakan kalian sumber awalnya, karena kalian datang belakangan, sebab mustahil yang datang duluan mengkritik yang belakangan muncul, karena yang belakangan muncul belum ada dan belum eksis.
Untuk mendapatkan simpati maka yang sudah eksis ribuan tahun disalahi dan dihakimi agar mendatangkan pendukung dan jamaah.
Seandainya kalian letakkan permasalahan cabang khilafiyah pada cabang khilafiyah, tidak diletakkan pada permasalahan pokok ushuliyah maka tidak akan terjadi gesekan dan penghakiman, karena meletakkan sesuatu pada tempatnya itulah tanda orang yang luas ilmu dan agamanya.
Dalu - dalu, 10 November 2021
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
10 November 2021·