Pernak Pernik Perayaan Maulid Nabi
1. Membaca kisah Nabi seperti maulid ad-Daiba'i, al-Barzanji, dan lain-lain, berselawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersedekah sebagai rasa hormat dan ta'zhim kepada Nabi Muhammad dan hal-hal baik lain. Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh ulama' dan kyai-kyai Aswaja yang mahabbah kepada Nabi dan berusaha kukuh menghindari dan menjauhi munkarat yang mungkin terjadi dalam acara maulid Nabi. Acara maulid seperti ini yang harus digalakkan.
2. Mengadakan perayaan maulid Nabi, tapi dilakukan dengan kurang sopan atau ta'zhim kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka terkadang selawatan sambil jogetan, mengganggu orang tidur karena selawatan pakai sound sistem hingga lewat tengah malam, terjadi percampuran antara laki-laki dan perempuan, dan munkarat-munkarat lainnya. Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh Aswaja kalangan awam. Mereka perlu dididik dan diluruskan supaya kegembiraan mereka diekspresikan dengan cara-cara yang disukai oleh Nabi.
3. Ada yang moderat dengan meyakini bahwa perayaan maulid adalah perbuatan bid'ah, tapi mereka masih menghargai dan menghormati pihak-pihak yang yang merayakannya. Bahkan mereka mengisi maulid Nabi dengan cara lain, seperti kajian atau membaca kitab-kitab sejarah Nabi. Uniknya mereka juga membolehkan perayaan harlah/milad (maulid) ormas, harlah/milad pondok pesantren atau yang lain. Ada sebagian Salafi moderat yang seperti ini.
4. Ada yang "merayakan maulid Nabi" dengan cemberut, kepanasan, dan meracu sambil teriak-teriak: "Yang bikin maulid Nabi ahli bid'ah dan akan masuk neraka". Sudah gitu mereka membuat-buat meme yang diviralkan kemana-mana dan tak jarang memanipulasi data kitab sebagaimana kebiasaan mereka. Yang seperti ini biasanya prilaku Salafi Wahabi yang garang dan gak takut dosa. Yang seperti ini wajib dinasehati.
5. Ada yang lebih galak dan lebih sangar hingga berani berkata: "Dosa melakukan maulid Nabi lebih besar daripada dosa berzina, membunuh, mencuri, dan minum khamer". Demikian kisah Dr. Abdul Ilah bin Husen al-Arfaj, penulis kitab "Mafhumul Bid'ah" [hal. 21] saat mendengarkan khutbah Jum'at dari seorang khatib pembenci maulid. Yang seperti ini biasanya dari kalangan Salafi Wahabi yang super sangar.
Baca juga kajian tentang Maulid berikut :
- Maulid Nabi Tidak Butuh Dalil?
- Agar Hidup Bersama Nabi II
- Agar Hidup Bersama Nabi
- Pujian Saat Maulid Sama Seperti Natalan?
- Melawan Hoax Anti Maulid
Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur
18 Oktober 2021·