Pengakuan Palsu Kelompok Sebelah
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Diantara pengakuan palsu kelompok sebelah terhadap ulama ASWAJA :
1. Mengaku mengikuti Imam Ahmad bin Hanbal tetapi memasukkan Imam Ahmad bin Hanbal ke dalam barisan pelaku bid'ah karena membolehkan membaca Al Quran di sisi kuburan dan takwil.
2. Mengaku mengagumi Imam Syafii dengan mengambil pendapat Imam Syafii untuk menguatkan pendapat mereka tetapi memasukkan Imam Syafii ke dalam barisan pelaku bid'ah karena mensunnahkan Qunut subuh.
3. Mengakui kelebihan Imam Bukhari dengan menjadikan kitab nya sebagai rujukan utama dalam pendalilan tetapi memasukkan Imam Bukhari dalam barisan pelaku bid'ah karena mentakwilkan ayat mutasyabihat.
4. Mengakui kehebatan Imam Ibnu Hajar Asqalani dengan menjadikan kitab nya sebagai refrensi utama tetapi memasukkan Imam Ibnu Hajar Asqalani ke dalam barisan pelaku bid'ah karena membolehkan maulid Nabi Muhammad SAW.
5. Mengakui kecerdasan Imam Ibnu kasir dan Imam zahabi dengan menjadikan buku mereka sebagai pegangan utama tetapi memasukkan mereka ke dalam barisan pelaku bid'ah karena berakidahkan Asy'ari.
6. Mengakui kealiman Imam Abdul Qadir Jilani dengan mengambil pendapatnya sebagai penguat manhaj mereka tetapi memasukkan Imam Abdul Qadir Jilani ke dalam barisan pelaku Bid'ah karena mengamalkan taswauf dan mendirikan tharikat Qadariyah.
7. Mengakui keahlian Imam Nawawi dengan menjadikan kitabnya sebagai bahan ajar tetapi memasukkan Imam Nawawi ke dalam barisan pelaku bidah karena membolehkan menghadiahkan pahala kepada mayit dan sampainya doa orang hidup kepada mayit.
8. Mengaku mengikuti ulama salaf shalih seperti Ibnu Abbas, Mujahid, Ibnu jarir dan Qurthubi dengan menjadikan pendapat mereka sebagai penguat pemahaman mereka tetapi memasukkan mereka ke dalam barisan pelaku bidah karena mereka mentakwilkan ayat - ayat mutasyabihat.
9. Mengakui keutamaan Imam Abu Hanifah dan Imam Malik dengan menjadikan pendapat mereka sebagai panutan tetapi memasukkan mereka ke dalam pelaku bidah karena mereka membolehkan qunut dan posisi membaca doa qunut sebelum rukuk.
Apakah pantas pengakuan mereka diakui sebagai pengakuan, sedangkan ulama yang diakui dimasukkan ke dalam barisan pelaku bidah, sementara bidah menurut mereka cuma satu, bid'ah dhalalah sesat, kalau sudah sesat berarti tempatnya di neraka.
Menetap neraka untuk yang bukan ahlinya sama dengan menuduh tanpa bukti, maka akibatnya dapat berbalik arah kepada si penuduh, bukankah itu mengerikan ?
Untuk sekaliber ulama mujtahid muthlaq saja mereka berani menyalahkannya, apalagi kita cuma debu - debu yang menempel di ujung sandal murid - muridnya.
Seharusnya mereka komitmen dengan konsep mereka, yang tidak boleh mengambil ilmu dari ahli bidah, sebagaimana mereka gembar gemborkan sampai hari ini.
Jangan dengarkan ustad si fulan, jangan datangi majlis nya, jangan ambil ilmu dari nya, karena pendukung bidah dan penyebar syubhat.
Agar tidak disebut sebagai pengakuan palsu dan ambigu.
Dalu - dalu, Kamis 14 Oktober 2021
Yuk Umroh 2021 yang minat hubungi kami
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
14 Oktober 2021 pada 13.36 ·