BELAJAR TAWADHU’
Luthfi Bashori
Tawadhu’ diartikan juga sebagai sikap rendah hati. Secara bahasa, arti tawadhu’ adalah ketundukan dan rendah hati. Asal katanya dari Tawaadha`atil ardhu yang berarti tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilingnya.
Memiliki sifat tawadhu’ berarti merasa dirinya sebagai orang biasa, sekalipun memiliki banyak kelebihan. Dengan sifat tawadhu’ maka senantiasa akan merendahkahkan diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena, atau tidak memandang remeh terhadap sesama.
Tawaddhu’ itu sangatlah mulia, bahkan memiliki keistimewaan yang laur biasa, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW:
“Rendah hati itu tidak menambah kepada seorang hamba kecuali pengangkatan derajat, karena itu berendah-hatilah kalian, niscaya Allah akan mengangkat derajat kalian. Memaafkan tidaklah menambah kepada seorang hamba kecuali kemuliaan, karena itu perbanyaklah pemberian maaf kalian niscaya Allah akan memuliakan kalian. Tiadalah sedekah itu melainkan makin menambah banyak harta, karena itu bersedekahlah kalian, niscaya Allah merahmati kalian.” (HR. Imam Ibnu Abid dun-ya).
Barang siapa yang bertawadhu’ karena Allah, niscaya Allah akan mengangkat kedudukannya, dan barang siapa yang memaafkan karena Allah, niscaya Allah akan memuliakannya, dan barang siapa yang bersedekah karena Allah, niscaya Allah akan memperbanyak hartanya.
Di antara tata cara bertawadhu’ kepada Allah, adalah dengan memperbanyak ibadah kepada-Nya. Orang yang rajin beribadah, baik ibadah yang wajib maupun yang sunnah, berarti ia rajin menghambakan-diri kepada Allah, di sinilah letak makna ketawadhu’an kepada Allah.
Rasulullah SAW menggambarkan bagaimana pentingnya agar setiap orang itu, harus bersegera apabila berurusan dengan ibadah kepada Allah.
“Pelan-pelan dalam segala sesuatu itu adalah hal yang baik, terkecuali dalam amal akhirat.” (HR. Imam Abu Daud).
Maksudnya, bersikap tenang atau perlahan-lahan dalam segala urusan itu merupakan hal yang baik karena sifat ini berasal dari Allah. Kecuali dalam urusan beribadah kepada Allah, demi mempersiapkan urusan akhirat, maka harus dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda-tunda.
Sumber FB Ustadz : Luthfi Bashori berada di Singosari, Malang.
29 September 2021·