Iradatullah vs Karahah

Iradatullah vs Karahah

[Akidah]

Iradatullah vs karahah

Tidak ada sekecil apapun kejadian di alam semesta ini kecuali atas kemauan Allah. 

Seandainya ada peristiwa terjadi, padahal sebenarnya tuhan tidak menginginkan peristiwa itu terjadi, maka betapa loyonya tuhan semacam itu. Dia dikalahkan di dalam kerajaannya sendiri, oleh makhluk yang dia tidak ikut andil menciptakannya.

Presiden saja tidak rela di negerinya ada peristiwa yang dia tidak inginkan.  Ketidakmampuan presiden untuk bebas menahkodai negara sesuai keinginanya, menunjukkan betapa lemahnya kekuasaan dia. Apalagi maalikul muluk, sang penguasa seluruh raja, tuhan alam semesta, diasumsikan oleh sebagian orang, bahwa Dia terpaksa (karahah) harus menerima kenyataan pahit bahwa di alam semesta kekuasaannya terjadi huru hara atas prakarsa setan, demit, orang kafir, dan bencana alami, di luar kontrol darinya. Maha suci Allah dari pikiran kotor mereka.

Apakah akidah Islam Ahlussunnah meyakini bahwa setan, kejahatan, huruhara, bencana alam, kerusakan, itu semua terjadi atas kemauan Allah??

YA

KITA TEGASKAN SERATUS KALI LAGI, YA YA YA YA 100x itu semua sengaja diciptakan oleh Allah.

Tidakkah itu berarti bahwa Allah meridhoi kejahatan, kemaksiatan, pembunuhan, perzinahan, kelakuan setan ?

TIDAK

Bedakan antara menghendaki (iradah) dengan meridhai (ridha).

"Ridha" adalah ibarat untuk menyatakan bahwa Allah menghendaki hambanya melakukan perbuatan yang menjadi jalan menuju tempat kenikmatan yaitu surga. Sedangkan "sukht" lawan dari ridha, bermakna kehendak Allah untuk menciptakan perbuatan hamba-Nya yang (perbuatan itu) menjadi jalan menuju siksa. Allah memang menghendaki sebagian hambanya disiksa.

Apakah itu berarti Allah dengan iradahNya memaksa manusia untuk melakukan perbuatan maksiyat yang Allah kehendaki, meskipun manusianya sendiri tidak berkeinginan melakukan itu?

TIDAK JUGA

Agar lebih mudah kita kasih contoh.

Anda punya karyawan baru yang sudah Anda yakini bahwa dia tidak amanah, tapi anda ingin mengujinya. Anda serahkan kepadanya uang 10 juta agar dibelikan sebuah ponsel untuk anda. Anda yakin uang anda akan diembat, artinya anda sama sekali tidak dipaksa siapapun untuk merelakan uang anda hilang. Akhirnya terbukti uang anda dia bawa kabur, atas kemauan karyawan Anda sendiri. Anda tidak memaksa dia untuk melakukan kejahatan, tapi Anda suka rela memberi kesempatan, dan karyawan Anda pantas dijerat hukum atas kejahatannya, tak bisa menyalahkan Anda.

Kesimpulan :

- Allah tidak memaksa hambanya untuk berbuat dosa. Memilih dosa atau ibadah adalah kebebasan.

- Allah tidak terpaksa menerima kenyataan pahit dari perbuatan dosa hambanya. Memang Allah sendiri yg menghendaki adanya dosa.

- Allah tidak meridhai perbuatan dosa.

Contoh Lain.

Seorang dosen menulis nilai D untuk mahasiswa yang terindikasi plagiat, atas kemauan dosen sendiri, tanpa intervensi siapapun, tapi itu bukan berarti dosen rela atas pencurian yang dilakukan mahasiswanya, tidak pula bahagia atas huruf D yang ditulisnya, dan pemberian nilai itu sama sekali bukan pemaksaan kehendak dosen kepada mahasiswa untuk mengerjakan tugas dengan cara copy paste. Pikirkan.

----

Contoh diambil dari Kubra Yaqiniyat Al Buthi.

Sumber FB Ustadz : Najih Ibn Abdil Hameed

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Iradatullah vs Karahah - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®