Memahami Hadits Memanjangkan Pakaian
Hadits yang dijadikan dasar dalam poster ini adalah riwayat Bukhari yang berbunyi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا أَسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِي النَّارِ»
[البخاري، صحيح البخاري، ١٤١/٧]
“Dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda: 'Kain yang berada di bawah mata kaki itu berada di neraka.” (HR. Bukhari no. 5787)
Dalam memahami sebuah hadist, kita harus menggabungkannya dengan hadits yang lain. Dalam hal ini ada hadits lainnya yang juga diriwayatkan oleh imam Bukhari sebagai berikut
مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ القِيَامَةِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ إِزَارِي يَسْتَرْخِي، إِلَّا أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُهُ خُيَلاَءَ»
[البخاري، صحيح البخاري، ١٤١/٧]
“Siapa yang memanjangkan pakaiannya karena sombong, maka Allah SWT. tidak akan memandangnya pada hari kiamat”. Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya salah satu bagian kainku terujulur (panjang), melainkan bahwa aku tidak berniat sombong”. Rasulullah Saw berkata, “Engkau tidak termasuk orang yang melakukannya karena sifat sombong”. (HR. Bukhari, No. 5784)
Berdasarkan hadits kedua tersebut Ibnu Hajar kemudian menjelaskan maksud dari hadits pertama tersebut
وَهَذَا الْإِطْلَاقُ مَحْمُولٌ عَلَى مَا وَرَدَ مِنْ قَيْدِ الْخُيَلَاءِ فَهُوَ الَّذِي وَرَدَ فِيهِ الْوَعِيدُ بِالِاتِّفَاقِ
[ابن حجر العسقلاني ,فتح الباري لابن حجر ,10/257]
"Kemutlakan hadits pertama tersebut diarahkan pada hadits yang menjelaskan bahwa hal tersebut berlaku untuk yang melakukannya karena sombong. Inilah ancaman yang disepakati oleh ulama'"
وفيه أَنَّهُ لَا حَرَجَ عَلَى مَنِ انْجَرَّ إِزَارُهُ بِغَيْرِ قَصْدِهِ مُطْلَقًا
[ابن حجر العسقلاني ,فتح الباري لابن حجر ,10/255]
"Hadits kedua menunjukkan bahwa tidak masalah bagi orang yang pakaiannya panjang tanpa bermaksud sombong secara multak"
Berkenanan dengah hal tersebut ada kisah menarik yang disampaikan oleh Ibnu Muflih
وَرُوِيَ أَنَّ أَبَا حَنِيفَةَ - رَحِمَهُ اللَّهُ - ارْتَدَى بِرِدَاءٍ ثَمِينٍ قِيمَتُهُ أَرْبَعُمِائَةِ دِينَارٍ وَكَانَ يَجُرُّهُ عَلَى الْأَرْضِ فَقِيلَ لَهُ أَوَلَسْنَا نُهِينَا عَنْ هَذَا؟ فَقَالَ إنَّمَا ذَلِكَ لِذَوِي الْخُيَلَاءِ وَلَسْنَا مِنْهُمْ
[ابن مفلح، شمس الدين، الآداب الشرعية والمنح المرعية، ٥٢١/٣]
“Abu Hanifah mengenakan jubah mahal berharga empat ratus dinar, dan beliau menjulurkannya di atas (mendekati) tanah.
Dikatakan kepadanya: Bukankah kita dilarang melakukan hal itu? Beliau berkata: Larangan itu untuk orang sombong, dan kita bukan bagian dari mereka”
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahid Alfaizin
23 Juni 2021·
beberapa komentar :
Abdul Wahid Alfaizin : Andre Abu Uzair saya tidak nyoret hadits tapi nyoret posternya karena membuat kesimpulan yang krg tepat.
Kesimpulan minimal hukumnya makruh jg krg tepat. Krn dalam madzhab Hanbali malah banyak yg menyatakan boleh
وَقَالَ فِي رِوَايَةِ حَنْبَلٍ: جَرُّ الْإِزَارِ إذَا لَمْ يُرِدْ الْخُيَلَاءَ فَلَا بَأْسَ بِهِ وَهَذَا ظَاهِرُ كَلَامِ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ الْأَصْحَابِ - رَحِمَهُمُ اللَّهُ - وَقَالَ أَحْمَدُ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - أَيْضًا «مَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ فِي النَّارِ» لَا يَجُرُّ شَيْئًا مِنْ ثِيَابِهِ وَظَاهِرُ هَذَا التَّحْرِيمُ، فَهَذِهِ ثَلَاثُ رِوَايَاتٍ وَرِوَايَةُ الْكَرَاهِيَةِ مَنْصُوصُ الشَّافِعِيِّ وَأَصْحَابِهِ - رَحِمَهُمُ اللَّهُ -.
قَالَ صَاحِبُ الْمُحِيطِ مِنْ الْحَنَفِيَّةِ وَرُوِيَ أَنَّ أَبَا حَنِيفَةَ - رَحِمَهُ اللَّهُ - ارْتَدَى بِرِدَاءٍ ثَمِينٍ قِيمَتُهُ أَرْبَعُمِائَةِ دِينَارٍ وَكَانَ يَجُرُّهُ عَلَى الْأَرْضِ فَقِيلَ لَهُ أَوَلَسْنَا نُهِينَا عَنْ هَذَا؟ فَقَالَ إنَّمَا ذَلِكَ لِذَوِي الْخُيَلَاءِ وَلَسْنَا مِنْهُمْ، وَاخْتَارَ الشَّيْخُ تَقِيُّ الدِّينِ - رَحِمَهُ اللَّهُ - عَدَمَ تَحْرِيمِهِ وَلَمْ يَتَعَرَّضْ لِكَرَاهَةٍ وَلَا عَدَمِهَا.
[ابن مفلح، شمس الدين ,الآداب الشرعية والمنح المرعية ,3/521]