TIADA GUNA BERILMU JIKA TIDAK PUNYA AKHLAK
ABDURAHMAN bin Qasim, seorang pelayan Imam Malik bin Anas, menuturkan kesaksiannya selama menjadi pelayan beliau. Kata Abdurrahman, “Tidak kurang dua puluh tahun aku menjadi pelayan Imam Malik. Selama 20 tahun tersebut, aku perhatikan beliau menghabiskan 2 tahun untuk mempelajari ilmu dan 18 tahun untuk mempelajari akhlak.
Imam malik dan para ulama yang baik lainnya, selalu menjaga kualitas akhlaknya. Akhlak kepada Allah, Rasul, dan sesamanya. Ketinggian derajat, pencapaian ilmu yang mendalam, dan kebesaran wibawa, tidak membuat mereka merasa lebih mulia dan lebih baik baik dari orang lain.
Meletakkan akhlak di atas ilmu menjadi tanggungjawab kita semua, sebagai anak pada orangtua, sebagai santri, siswa, maupun mahasiswa pada guru-gurunya, sebagai orang yang lebih muda pada yang tua atau sebaliknya.
Meletakkan akhlak menjadi sangat penting di saat terjadi degradasi moral; Pergaulan bebas tanpa batas, tawuran massal antar pelajar, sikap anarkis sebagian pelajar saat melakukan aksi unjuk rasa, dan seabrek fenomena lainnya yang ‘memaksa’ kita untuk jauh lebih lama dalam mempelajari akhlak.
Jika akhlak seseorang itu sedikit, maka masih jauh lebih baik dari ilmuwan namun menyimpan bara pelanggaran. Berapa banyak orang-orang yang berilmu luas, bertitel akademik, namun tak disangka ia terjerembab dalam kasus korupsi. Berapa banyak para cerdik pandai, kaum intelektual, namun semakin jauh dari kebenaran (Allah) karena buruknya perangainya.
Semoga Allah menghiasi kita dengan akhlak yang mulia🤲🤲🤲
Sumber FB : Dakwah Para Habaib dan Ulama Was Sholihin
5 Mei 2021