*⭐BERDONASI UNTUK PALESTINA SIA-SIA ?*
*Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq*
Sebagian pihak ada yang curiga berlebihan kepada aktivis dan lembaga kemanusiaan, terkhusus lagi kalau itu berafiliasi kepada gerakan Islam.
Bahkan sampai tingkat menuduh, lembaga-lambaga umat itu tujuannya mencari keuntungan dari kegiatan yang dilakukan. Dianggap sengaja mengeksploitasi pihak yang sedang tertimpa musibah, bencana atau korban kedzaliman untuk kepentingan mereka sendiri.
Subhanallah. Ini sebuah tuduhan yang pasti akan dimintai pertanggungjawabkan kelak di hari hisab.
Saya secara pribadi telah puluhan kali turut serta dalam kegiatan penggalangan dana yang diadakan oleh berbagai lembaga. Dan tak sepeserpun saya menerima amplop atau transferan pemberian panitia dari hasil penggalangan dana tersebut.
Beberapa lembaga menawari saya untuk bekerjasama, namun saya menolak jika yang dimaksudkan adalah kerjasama dengan mendapatkan upah dan ada keterikatan. Karena saya termasuk penganut politik bebas asyik, eh salah maksudnya bebas aktif. Yaitu ebih suka terlibat secara leluasa di semua gerakan umat tanpa sekat.
Dan saya tahu pasti, diluar sana banyak sekali mereka yang aktif diupaya penggalangan dana untuk Palestina misalnya, yang tak menerima apapun, tapi sebaliknya mampu memberikan yang terbaik yang mereka mampu.
Sedangkan, lembaga amal yang mengambil "sedikit" biaya operasional, karena memang mereka membutuhkan biaya dan tenaga profesional dalam beramal, tidak selayaknya untuk kita tuduh macam-macam.
Mereka telah berniat baik, berbuat baik dan terbukti bekerja secara baik. Ada lembaran pertanggungjawaban, ada kantornya, ada dokumentasi dan berbagai bukti bahwa dana itu benar telah disalurkan kepada yang berhak menerima. Lalu mengapa kita korek-korek terlalu jauh ?
Mengapa potensi dan kemampuan untuk mengaudit tidak kita alamatkan saja ke lembaga-lembaga yang jelas terbukti sangat korup dan cukup sukses bikin negera bangkrut ?
Adapun di lembaga -lembaga kemanusiaan ini, berapa sih kasus penyelewengannya ? Sangat kecil angkanya. Dan itupun ditangani dan dibenahi, alias bukan dibiarkan. Sehingga bisa untuk langganan bisa dibawa kabur, lalu hidup enak di luar negeri.
Lagian, jika kemudian terjadi satu dua kasus penyelewengan, itu tidak selayaknya menjadi alasan yangbmenyurutkan semangat kita untuk mendermakan harta di jalan Allah.
Apakah gara-gara kotak amal masjid dibawa lari pencuri kita akan berhenti bersedekah ke masjid -masjid ?
Apakah gara-gara ada oknum ustadz yang menilep dana pondok pesantren, lantas kita anti berdonasi ke lembaga-lembaga umat ?
Apakah gara-gara dana zakat dikemplang oleh amil yang nakal lantas kita enggan lagi mengeluarkan zakat ?
Atau gara-gara dana haji dibuat investasi oleh (...) kita jadi nggak mau lagi ke tanah suci ?
Tidak begitukan ?
Bahkan menurut saya hari ini, menyumbang untuk membantu saudara seiman yang sedang didzalimi, bisa jauh lebih utama dari menyumbang ke masjid-masjid.
Memang dari sekian donasi yang terkumpul, berapa persen sih bisa mengcover kebutuhan mereka sebenarnya ? Sangat sedikit sekali.
Bandingkan dengan donasi ke masjid, yang kadang justru ada yang digunakan untuk hal yang tidak urgen dan minim manfaat.
Malah saya termasuk yang khawatir, kalau kas suatu masjid saldonya sudah terlalu banyak, pasti tak lama masjid itu akan dibongkar dan diganti dengan bangunan baru. Bukan karena pertimbangan tak muat lagi oleh jama'ah, tapi semata-mata untuk bermegah-megah.
Yah, iIdealnya, untuk masjid sedekah harus rutin, tapi untuk kebutuhan menolong pihak yang membutuhkan, yang sifatnya tak tiap hari ada, juga harus bisa berjalan.
Ingatlah janji Allah, dimana Dia akan senantiasa menolong kita, selama mau berusaha untuk menolong saudara kita yang lainnya.
Dan Allah tidaklah melihat seberapa besar harta yang telah kita donasikan, tapi Dia menilai kesungguhan dan keikhlasan niat di dalam hati.
Wallahu a'lam.©AST
═══ ❁✿❁ ═══
⤵️https://t.me/subulana
Sumber WAG : SUBULANA I
25 Mei 2021