TRADISI KRITIK ILMIYAH ULAMA'
Kritik atau saling berbalas kritik secara ilmiyah adalah tradisi ulama' dahulu hingga sekarang. Baik kritik seputar akidah, ijtihad fikih, analisis hadits atau yang lain. Betapa banyak, bahkan tidak terhitung jumlahnya, ulama' satu yang pakar mengkritik ulama' atau kelompok lain yang tidak sejalan. Walaupun tidak jarang ditemui kritik yang menjurus sedikit agak keras, seperti kritik Imam Ibn Abi Dzi'b kepada Imam Malik, kritik beberapa ulama' hadits kepada al-Hafizh al-Imam Muhammad bin Hasan asy-Syaibani al-Hanafi, kritik antara al-Hafizh Ibn Sholah dengan Sulthonul Ulama' Izzuddin bin Abdissalam dan lain-lain.
Anggapan awam bahwa kritik muncul karena dorongan kebencian atau karena fanatik golongan atau nafsu pribadi tidaklah benar, walaupun ditemui banyak kritik karena hal-hal tersebut. Kritik yang diridhoi dan dibenarkan adalah kritik ilmiyah yang hadir karena amanah ilmu dan nasehat kepada kaum muslimin. Sementara isi kritiknya bisa bertujuan membetulkan ketergelinciran atau meluruskan kesalahan fahaman dengan niat agar kesalahan tersebut tidak diikuti.
Tetapi tidak jarang yang mengkritik justru yang keliru. Oleh karena itu, jika kita hendak mengkritik seseorang, khususnya yang pakar atau ulama', maka siapkan data yang lebih komplet, pahami madzhabnya, selami secara seksama maksud, konteks, dan analisisnya, dan yang tak kalah penting siapkan hati agar kritik hadir murni karena tanggung jawab ilmu dan nasehat kepada kaum muslimin.
Contoh kritik ilmiyah tapi bukan karena dasar kebencian adalah al-Hafizh Ibn Hajar kepada imamnya kaum Salafi, Ibn Taimiyah. Al-Hafizh Ibn Hajar menghormati keluasan ilmu Imam Ibn Taimiyyah, tetapi beliau mengingatkan agar bid'ah-bid'ah Imam Ibn Taimiyyah tidak diikuti. Beliau berharap ada ulama' yang cerdas dan pakar yang mampu menghimpun kesalahan Imam Ibn Taimiyyah dan kemudian menjelaskannya kepada umat agar kesalahan atau bid'ah-bid'ah tersebut tidak diikuti. Konon menurut al-Hafizh Abu Zur'ah al-Iraqi, Imam Ibn Taimiyah melanggar 60 lebih ijma' ulama', baik dalam bidang akidah maupun furu'.
Dan itu pula yang tampak dari Syaikh Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi, Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, dan ulama'-ulama' moderat Ahlussunnah lainnya saat menyikapi ulama' kontroversial, Imam Ibn Taimiyyah.
Khotimatul Muhaqqiqin Imam Ibn Hajar al-Haitami yang masyhur sangat keras dan pedas mengkritik bid'ah Imam Ibn Taimiyah dan muridnya, Imam Ibn Qayyim pun tetap mengakui keluasan ilmu keduanya. Terbukti beberapa kali beliau menukil ucapan Imam Ibn Taimiyyah dan Imam Ibn Qayyim dalam beberapa kitabnya.
Dan hari ini telah terbit buku terbitan Sahifa tulisan Mas Ustadz Nuruddin al-Azhari yang meneruskan tradisi diatas. Dan kali ini adalah tentang kritiknya atas beberapa bagian dari buku KH. Said Aqil Siradj dengan secara ilmiah dan bermartabat. Uniknya, pihak pengkritik meminta izin terlebih dahulu kepada pihak yang dikiritik secara langsung (secara live) dan pihak yang hendak dikritik pun dengan ikhlas dan lapang dada mempersilahkan.
baca juga kajian tentang ulama berikut :
- Kedermawanan Imam Syafi’i
- Ulama Yang Super Dermawan
- Perbedaan Pengambilan Dalil Di Internal Ulama Salafi
- Definisi Iman Menurut Asyariyah dan Kaitannya Dengan Definisi Ulama Salaf
- Parade Ucapan Buruk Ulama Salafi Wahabi Kepada Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah
Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur
29 April 2021