TAKFIR
Kisah tragis yang mula pertama terjadi di bumi sejak Nabi Adam diturunkan adalah bagaimana menyaksikan anaknya membunuh saudaranya.
Kalau dirunut ke belakang, awalnya sempat para malaikat mengkhawatirkan masalah saling berbunuhan ini. Dan ternyata kejadian betulan.
Di masa kenabian Muhammad SAW, pesan terakhir yang beliau wanti-wanti juga masalah darah atau nyawa sesama muslim.
فإن دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذا
Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian sesama kalian haram (suci) sebagaimana sucinya hari kalian ini, bulan kalian ini dan tanah kalian ini.
Namun sunnatullah tetap terjadi. Satu dari tiga doa Nabi tidak dikabulkan, yaitu agar tidak saling bermusuhan dan fitnah dengan sesama.
Seolah jadi satu 'kutukan' buat umat. Sering dilanda perpecahan dan saling perang dengan saudara sendiri.
Musuh terbesar umat Islam yang lebih sulit dihadapi, ketimbang Yahudi, Nasrani atau Majusi, ternyata adalah sesama saudara sendiri.
Awalnya jihad Afghan itu mengasyikkan, ada musuhnya yang kafirnya kafir betulan, yaitu tentara komunis Uni Sovyet.
Anehnya, begitu Uni Sovyet keok, pasukannya ditarik mundur, ternyata perang belum juga usai dan masih berlanjut. Kali ini umat Islam lawan umat Islam sendiri, meski dengan nama front yang berbeda.
Muncul terorisme di seluruh dunia Islam. Lalu lahirlah berbagai perang saudara di setiap jengkal bumi Islam. Pasukan nasional lawan berbagai macam pemberontak.
Para penguasanya jadi bertumbangan lewat berbagai kudeta militer, kudeta sipil atau gabungan kudeta sipil dan militer. Dan krisis perebutan kekuasaan semakin menghitamkan langit negeri muslim.
Ekonomi dan kesejahteraan rakyat adalah korban utama. Negara yang tadinya sudah maju dan sejahtera, hanya dalam hitungan jam mendadak berubah seperti zaman batu.
Listrik mati, air mati, komunikasi putus, pasukan bahan pangan berhenti, uang sulit didapat, pasar bubar, dan lambat laut penduduknya mulai jadi gembel, pengemis dan gelandangan.
Sementara para tokoh dan elitnya masih asyik memimpin perang melawan sesamanya sendiri. Berjuta peluru dimuntahkan ke tubuh saudaranya sendiri, seiring dengan tuduhan saling mengkafirkan satu dengan yang lain.
Unik sekali perang saudara ini. Pekik takbirnya berbalas pekik takbir yang sama. Dari dua kubu yang lapar ingin saling berbunuhan.
Dari sini terdengar takbir sambil memberondong saudaranya dengan rudal. Dari sana juga ada serangan rudal balasan dan pakai pekik takbir juga.
Masing-masing berkeyakinan bahwa hanya dengan membunuh nyawa sesama muslim, barulah bisa masuk surga dan bisa menegakkan agama.
Lucu dan aneh. Mereka memusuhi non muslim, tapi giliran membunuh, justru nyawa yang dibunuh malah sesama muslim.
Dan yang paling menyesakkan data adalah urusan : senjata. Ada apa dengan senjata?
Ternyata senjata-senjata yang digunakan untuk membunuh sesama muslim itu justru buatan orang kafir. Aneh sekali, bukan?
Dari mana senjata buatan negara kafir itu bisa ada di tangan umat Islam?
Ternyata beli lewat jalur-jalur mafia senjata. Bisnis jual-beli senjata memang amat menggiurkan. Sebab keuntungannya berlipat. Saingannya cuma bisnis narkoba.
Terus uangnya dari mana?
Uangnya dikumpulkan lewat berbagai kamuflase zakat, infak dan shodaqoh dari umat sendiri. Untuk kamuflase, dana yang terkumpul memang ada yang diperuntukkan sebagai bantuan kemanusiaan. Tapi tidak semua.
Sebagiannya lagi ada juga yang untuk beli berbagai senjata pencabut nyawa.
Senjata untuk membunuh saudara muslim sendiri tapi belinya dari negara kafir. Unik sekali dramanya.
Benar produk makanan, pakaian dan lainnya dari negara kafir itu diboikot. Tapi senjatanya tetap dibeli. Tentu belinya tidak secara langsung, tapi lewat jalur ilegal.
Sayangnya karena beli secara tidak langsung, belinya lewat calo, sudah pasti harganya dinaikkan berkali lipat.
Ini ironi sekali. Orang kafir tidak usah capek-capek perang membunuh umat Islam. Jual saja senjata ke pasar gelap. Pembelinya nanti di muaranya jatuh pada umat Islam sendiri. Lalu mereka akan saling berhubungan dengan sesamanya pakai senjata produk negara kafir.
Begitu negaranya hancur, ekonomi anjlok, negara kafir akan jadi dewa penolong.
KESIMPULAN
1. Semua diawali dari paham sesat menyesatkan : TAKFIR. Sebuah aqidah sesat yang banyak melanda umat Islam yaitu menuduh kafir sesama muslim.
2. Dengan dituduh kafir, tentu yang dituduh tidak terima. Mereka balas menuduh kafir juga. Cukup dengan saling mengkafirkan, jumlah umat Islam tinggal separo.
3. Paham takfir ini berkelanjutan dengan paham jihadis, bahwa semua orang kafir harus dibunuhm .Karena sudah diposisikan sebagai kafir, maka konsekuensinya harus dibunuh.
4. Ironis
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
Kajian Islam · 26 Maret 2021 pada 06.15 ·