Spirit Al-Muhaimin : Melindungi dan Menolong Orang Lain
Allah Azza wa Jalla menciptakan manusia dari unsur tanah yang hina. Dia kemudian menghembuskan ruh-Nya sehingga jadilah manusia sebagai makhluk "dua dimensi Fisik manusia mewakili penciptaannya dari unsur tanah, sedangkan aspek ruhaninya mewakili tiupan ruh Ilahi. Aspek terakhir inilah yang mengangkat derajat manusia ke tempat terpuji karena dia memiliki potensi berbuat baik sesuai sifat-sifat Allah. Salah satunya adalah meneladani Allah sebagai Al-Muhaimin (Yang Maha Memelihara) dalam kapasitasnya sebagai manusia.
Sifat memelihara pada makhluk adalah manakala dia mengerahkan potensi pada dirinya untuk istiqamah mempertahankan nilai-nilai keimanan dalam hatinya serta menata hati sehingga tidak terjadi fluktuasi antara iman dan kefasikan. Namun, hal ini hanya akan tumbuh dalam diri.
orang-orang dipancari cahaya perlindungan Allah Ta'ala. Mereka mewujud dalam pribadi mulia, pengasih, dan penyayang terhadap makhluk Allah lainnya. Tidak mungkin orang-orang yang tidak memiliki sifat kasih dan sayang mampu menjadi pelindung bagi orang-orang lemah atau yang tengah berada dalam kesusahan. Hal ini terjadi berkat perlindungan dan kekuasaan serta buah perlindungan dari Allah Azza wa Jalla.
Para sahabat yang dikisahkan Abu Jahm bin Hudzaifah dalam kisah di awal, sejatinya adalah sosok sosok yang mampu menerjemahkan dan meneladani sifat Al Muhaimin. Mereka mampu menumbuhkan semangat untuk memelihara dan melindungi sesama dari kesusahan, walau diri mereka sendiri harus menderita. Tidak terpikir oleh mereka untuk merugikan sesama. Dalam bahasa agama, perilaku semacam ini disebut ihsan, yaitu mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Ihsan adalah puncak keimanan seorang Muslim.
Apabila perlindungan dan pemeliharaan seorang sahabat terhadap sahabat lainnya membuat kita berdecak kagum, apalagi perlindungan dan pemeliharaan Allah Ta'ala kepada makhluk Nya, Tentu saja, lebih luar biasa lagi Sebagai Al Muhaimin Allah Ta'ala tidak pernah jemu memelihara dan melindungi makhluk-Nya. Tidak ada satu pun makhluk yang Dia sia siakan. Bahkan, saat makhluk melupakan Nya, Dia tetap mengawasi dan memenuhi kebutuhannya.
Sumber : Buku Asmaul Husna, Untuk Hidup Penuh Makna
Sumber FB : KH. Abdullah Gymnastiar
Kajian · 12 Maret pada 20.30 ·