“Inilah Sunnahku…”
Sunnah Rasulullah Saw tidak terbatas pada satu dimensi saja. Ada sunnah beliau yang berkaitan dengan masalah akidah (dalam konteks inilah makna sunnah dalam pemakaian ulama salaf ; dalam bidang akidah). Ada sunnah beliau yang berkaitan dengan ibadah. Ada sunnah beliau yang berkaitan dengan adat kebiasaan.
Tapi ada yang menarik. Meskipun ada sunnah dalam akidah, ibadah, kebiasaan dan sebagainya, tapi tidak ada satu hadits pun dalam kutub sittah (sepanjang yang saya tahu) yang di dalamnya Rasulullah Saw menegaskan bahwa, “Inilah sunnahku…” (ada memang hadits dalam shahihain dengan redaksi: “Siapa yang tidak suka sunnahku maka ia bukan bagian dariku,” dan ini berkaitan dengan masalah menikah, puasa dan tidur di malam hari).
Satu-satunya hadits dimana Nabi menegaskan bahwa “inilah sunnahku…” justeru tidak berkaitan dengan masalah akidah atau ibadah sama sekali, melainkan dalam masalah kesucian hati.
Perhatikan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya berikut ini :
قال أنس بن مالك قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا بني، إن قدرت أن تصبح وتمسي ليس في قلبك غش لأحد فافعل، ثم قال لي: يا بني وذلك من سنتي، ومن أحيا سنتي فقد أحبني، ومن أحبني كان معي في الجنة. (قال الترمذي: هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه)
Anas bin Malik berkata, “Rasulullah Saw bersabda padaku: “Ananda, kalau engkau bisa setiap pagi dan sore hari, di dalam hatimu tidak ada rasa benci pada siapapun juga maka lakukanlah. Ananda, inilah sunnahku. Siapa yang menghidupkan sunnahku berarti ia mencintaiku. Siapa yang mencintaiku ia akan bersamaku di surga.”
Tanpa mengabaikan sunnah-sunnah dalam bidang akidah, ibadah dan sebagainya, mari berikan perhatian yang lebih besar pada sunnah Nabi yang satu ini ; kebersihan hati.
Kalau yang disorot selalu sunnah dalam masalah ibadah furu’iyyah, apalagi masalah penampilan luar, sementara sunnah yang lebih esensi yang langsung ditegaskan oleh Nabi melalui sabdanya: “inilah sunnahku…” diabaikan, tentu ini ibarat mencari penjahit tapi kapak hilang.
والله تعالى أعلم وأحكم
Baca juga kajian Sunnah berikut :
- Inilah Sunnahku, Kebersihan Hati
- Mencatut Nama Qur’an dan Sunnah, Bukan Pekerjaan Ulama Salaf
- Shalat Sunnah Yang Dilarang
- Rancunya Istilah Sunnah
- Kontroversi Hukum Puasa Rajab - Sunnah atau Bidah?
Sumber FB : Yendri Junaidi
7 Oktober 2020·