Saya kadang suka memperhatikan perilaku banyak kalangan dalam beragama. Salah satu yang unik adalah yang 'bermazhab' serba haram.
Aliran ini punya filosofi dasar yang amat populer di kelompoknya, dan nampaknya sudah dianggap kebenaran mutlak nan hakiki.
Kaidahnya berbunyi " 'Segala Sesuatu Pada Dasarnya Haram, Sampai Kami Bilang Halal'.
Maka agak risi-risi gimana gitu kalau bergaul dengan kalangan mereka, sebab semua yang kita pakai dan kita kerjakan jatuhnya haram dalam pandangan mereka.
Masuk ke dalam rumah kita, maka tiba-tiba semua jadi haram. Lukisan haram, lagu dan musik haram, film haram, foto haram, bank haram, kursi sofa haram, pakaian warna wari haram, tv haram, radio haram, closet duduk haram, e-money haram, kartu kredit haram, makan minum sambil berdiri haram, bahkan perayaan ulang tahun juga haram.
Semua makanan dan minuman hukumnya juga haram, sampai nanti ada label halalnya dari MUI. Rokok dan kopi juga ikutan kena vonis haram. Apalagi makanan impor, jelas mutlak 100% haram, sebab tidak ada lebel halalnya.
Dan masih banyak lagi yang diharamkan. Sampai saya pernah berniat mau bikin kamus tersendiri, judulnya KAMUS HARAM. Isinya apalagi kalau bukan segala hal-hal yang diharamkan.
Salah satu teman saya ada yang ikutan aliran pengharaman ini. Maka bukunya Doktor Yusuf Al-Qaradawi yang berjudul : Halal Haram Dalam Islam itu habis dicaci-makinya dan diplesetkan menjadi halal dan halal.
Maunya dia, pokoknya semua itu haram, tapi Qordowi cenderung menghalalkan. Mungkin buat dia, mengharamkan itu sudah kayak orang hobi makan sambel. Semakin pedas maka semakin hot dan semakin menambah adrenalin. Dan kalau orang sudah hoby yang pedas-pedas, maka urusannya semua jadi pedas.
Baca juga kajian ulama tentang mazhab berikut :
- Kotoran Manusia Menurut Madzhab Hanafi
- Bermadzab Cara Beragama Yang Tepat
- Sumber Ilmu Imam Empat Madzhab
- As-Sawadul Adzom Menurut Hadits dan Jumhur Ulama
- Menghadiahkan Pahala Untuk Mayit
Sumber FB : Ahmad Sarwat
20 September 2020·