Pentingnya Menimba Ilmu Agama Lebih dari Satu Guru
Bagi thalib ilm yang sedang belajar ilmu agama, baik didalam negeri atau ditimur tengah. Usahakan dalam mempelajari satu cabang ilmu itu, apalagi bidang takhasus kita, kalau bisa gak kurang dari 3 guru yang berbeda, terutama bagi yang sudah menguasai tahap dadar ilmu, dan jika bisa para guru itu berasal dari manhaj/madrasah yang berbeda, yang penting semua mereka itu udah di tazkiyah oleh ulama besar, karena itu bukti utama kepakaran mereka.
Karena setiap guru akan memberi pandangan lain padamu, dan itu akan membuatmu bisa melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga madarik/pandangan kita jadi lebih luas dalam melihat suatu permasalahan. Karena setiap guru ataupun madrasah walaupun inti ilmu mereka sama, tapi i'tibaratnya bisa sangat beda. Makanya Belajar terbatas pada satu guru/madrasah membuat pandangan kita terbatas
Sebaliknya ketika kita belajar lebih dari satu guru/madrasah itu akan membuat kita punya pandangan lebih utuh dalam ilmu, sehingga tidak membuat kita berfikir bahwa yang punya ilmu tinggi bahkan paling tinggi ilmunya cuma guru kita, seolah setiap yang ditaqrir guru kita adalah tahqiq masalah, seolah pusat tatasurya ilmu ya madrasah kita doank. Ini berbahaya, karena akan mempersempit Rahmat allah yang luas, padahal Allah menjaga ilmu agama dengan mutawatir, jadi khair fi ummah muhammad la yanqati(kebaikan pada umat Muhammad saw ga terputus)
Misalanya dalam belajar fikih, ada guru yang condong mengajar fikih berdasarkan dalilnya secara ushul, ada guru yang mengajar dengan cara memudahkan syarah dan fak ibarah, ada guru yang condong tahrir dan tahqiq masalah, ada guru yang condong ke fatwa dan tafri' masalah, ada guru yang condong pada taq'id masalah dan penerapannya di waqi', ada guru yang condong ke sisi tasawuf, dll, dimana itu semua kekayaan ilmiyah yang harus kita rasakan dalam belajar fikih. Begitu juga dalam ilmu yang lain. dan itu sulit ditemukan pada satu guru, karena masing-masing guru punya kecondongan sendiri
Selain membuka madarik kita, mempunyai guru yang berbeda madrasah itu membuat kita jauh dari taashub/fanatik pada satu pandangan, ini membuat hati kita lebih lapang dan lebih mudah menerima perbedaan. Lah yang berbeda pandangan kadang guru kita kok, jadi kita lebih bisa menghormati pendapat yang berbeda dengan kita, tentu selama pandangan itu ilmiyah, walaupun kita tidak setuju.
Jadi ini mengurangi kita dalam melihat masalah dengan kacamata kuda. Ditambah jika kita terbiasa dengan perbedaan itu, kita juga terbiasa untuk bertindak netral dan ilmiyah dalam masalah munafasah aqran, tidak mudah baper, karena sudah terbiasa tidak melibatkan diri dalam hal manusiawi yang bisa aja terjadi pada guru-guru kita, dengan begitu kita akan terbiasa menjaga adab pada ulama saat mereka berbeda pendapat
Itu karena biasanya kita tidak akan ikut campur apalagi sampai suul adab pada guru kita sendiri ketika mereka sedang berbeda pendapat, karena kita mengenal mereka, bagaimanapun keduanya guru kita, dan kita tau keduanya sama-sama alim dan baik, karena kenal langsung, hanya saja sangat wajar, ilmiyah dan manusiawi jika mereka kadang berbeda, ini membantu jika hal sama terjadi pada guru orang lain yang juga ulama, itu karena sebelumnya kita telah terlatih dengan keadaan itu
Dan yang paling penting tentu kita mengusahakan kalau bisa ada satu guru diantara para guru yang berbeda itu yang level ulama senior yang dijadikan maraji, walau saat ngaji dengan mereka kita tidak ngaji secara privat, karena para ulama senior itulah langit yang akan kita capai, mereka telah bersatu dengan ilmu pada setiap tetes darah mereka karena pengabdian mereka pada ilmu, kita akan belajar pada mereka hakikat ilmu.
Berbicara tentang ilmunya ulama sepuh yang dilevel puncak dalam menguasai ilmu, aku jadi teringat ketika mengaji ushul jarh wa takdil dengan syeikh nuruddin itr dulu, salah satu ulama muda yang hadir saat nyeletuk "sangking menyatunya syeikh nuruddin itr dengan ilmu hadis, mungkin jika beliau terluka maka yang keluar bukan darah, tapi ilal hadis", allah yarham syaikhana
Sumber FB Ustadz : Fauzan Inzaghi