Ada Apa Dengan Madzhab?

Ada Apa Dengan Mazhab?

𝗔𝗗𝗔 𝗔𝗣𝗔 𝗗𝗘𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗠𝗔𝗭𝗛𝗔𝗕 ?

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq 

S : 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘻𝘩𝘢𝘣 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘫𝘶𝘬 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘶𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘢𝘨𝘢𝘮𝘢, 𝘺𝘢𝘬𝘯𝘪 𝘘𝘶𝘳'𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘏𝘢𝘥𝘪𝘵𝘴 ?

 𝐀𝐒𝐓 : Tidak ada kewajiban untuk bermazhab, dengan makna harus mengikuti Syafi'i, Hanafi, Hanbali atau Maliki. Hanya saja pernyataan tidak bermazhab itu harus diteliti kembali.

Karena dalam prateknya hampir tidak ada orang yang tidak bermazhab. Jika dia mengikuti si fulan, berarti mazhabnya adalah fulan. Atau minimal mazhabnya adalah akalnya sendiri.

S : 𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 ? 𝘒𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘶𝘮𝘣𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢.

 𝐀𝐒𝐓 : Siapa bilang tidak boleh. Antara mengikuti ulama mazhab dengan mengikuti selain mereka mungkin memang sama, tapi besar kemungkinan justru tidak sama, apalagi bila yg kita ikuti mazhab pikiran diri kita sendiri.

S : 𝘈𝘱𝘢 𝘣𝘦𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 ?

𝐀𝐒𝐓 : Bedanya cuma sedikit, diantaranya :

1. Ulama mazhab itu sangat alim seperti paham bahasa Arab dengan segala uslubnya, sedangkan kita ?

2. Mereka hafal Quran dan jutaan hadits, sedangkan kita hafal juz amma saja, dan beberapa biji matan hadits.

3.  Mereka paham apa itu nasikh mansukh, asbabul wurud dan permasalahan lain yang semisalnya, sedangkan kita dengar istilahnya saja baru kemarin.

4. Mereka punya metodologi fiqih yang baku, standar dan diakui secara paten, sedangkan kita tidak punya kaidah dan metode apa-apa.

5.  Para ulama mazhab hidup di zaman yang lebih dekat kepada Nabi ﷺ dan generasi terbaik, yang tentunya distorsi agama masih lebih sedikit. Sedangkan kita hidup di akhir zaman yang bahkan sangat susah memisahkan antar keimanan dan kekufuran.

6. Para ulama mazhab dikenal umat sebagai orang yang ikhlas, selamat dari segala bentuk isme dan kepentingan. Sedangkan kita hidup di kurun waktu yang materialisme, fanatisme, hedonisme dan isme-isme yang lain begitu merajalela.

7. Mereka sampai pada tingkat keliling dunia untuk belajar agama, menggunakan hampir semua waktunya dari 24 jam untuk belajar dan mengajar, sedangkan kita hanya ikut pengajian seminggu sekali, dan nyaris tidak pernah pergi kemana-mana untuk mengejar ilmu.

8.  Mereka memiliki guru-guru yang merupakan sumber ilmu yang jernih dan terjaga, sedangkan kita berguru kepada buku yang pengarangnya saja kadang tidak hafal namanya.

Bahkan tak sedikit yang berlagak mujtahid hari ini yang sanad ilmunya bersambung kepada kiyai googel dan syekh Yutub.

9.  Mereka meninggal, dan memiliki ribuan murid yang juga menjadi ulama, penerus dan pewaris perjuangan mereka. Sedangkan kita tak satupun punya murid yang bisa jadi meskipun hanya asisten ulama.

10. Pendapat ulama mazhab sudah melewati kurun waktu yang panjang. Telah diseleksi, dikaji dan dikritisi oleh lintas generasi. Terbukti pendapat mereka memang unggul, tidak tumbang oleh seleksi alam bahkan justru berkembang.

Sedangkan pendapat kita dalam agama nyaris belum ada yang pernah menguji. Meski setingkat ujian tesis apalagi disertasi.

Dari fakta-fakta tersebut, nyatalah bahwa mengikuti ulama mazhab dalam memahami agama bukanlah perbuatan yang rendah lagi tercela, justru sebaliknya itu adalah pilihan cerdas dan terhormat.

S : 𝘕𝘨𝘰𝘮𝘰𝘯𝘨-𝘯𝘨𝘰𝘮𝘰𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘥𝘻𝘩𝘢𝘣 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘯𝘩𝘢𝘫 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘧 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 ?

𝐀𝐒𝐓 : Justru para ulama madzhab itu hidupnya di kurun waktu generasi salaf. Dan kaidah yang mereka bangun semuanya di atas asas agama ini, yakni Qur'an dan al Hadits.

Dan madzhab adalah mata rantai sanad keilmuan, yang bersambung dan terhubung dengan sangat baik dari generasi ke generasi. Bukan kumpulan pendapat ulama tertentu di waktu dan negeri tertentu lalu di beri label "salaf".

S : 𝘖𝘰𝘰𝘰𝘰. 𝘠𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩, 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢-𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪....

𝐀𝐒𝐓 : Boleh kakak, silahkan...

Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

8 Agustus 2022

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Ada Apa Dengan Madzhab? - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®