Sekolah di Masa Kenabian
Meskipun Islam sangat mendorong pendidikan dan mendorong umatnya mencari ilmu, namun secara teknis di masa kenabian belum dikenal institusi sekolah apalagi kampus.
Kalau kegiatan harian yang ada unsur pendidikannya, dimana para shahabat bertanya ini dan itu kepada Nabi SAW, tentu sudah pasti berlangsung.
Namun kalau yang dimaksud dengan sekolah adalah sebuah institusi pendidikan, yang punya gedung sendiri, ada kelas-kelasnya, ada kurikulumnya, ada silabusnya, ada masa pendidikannya, tentu di zaman kenabian belum ada wujudnya.
Bahkan kita tidak menemukan riwayat yang misalnya menyebutkan bahwa ada kelas khusus yang digelar oleh Nabi SAW apakah setiap hari, setiap Minggu atau secara periodik.
Yang ada hanya khutbah Jum'at seminggu-sekali. Tapi apakah Jumatan bisa disebut sebuah sekolah seperti yang kita kenal di zaman sekarang?
Rasanya tidak. Sebab kalau dengerin khutbah Jum'at dianggap sekolah, bayar SPP nya kapan? Bagi raportnya gimana?
Kalau ada yang bilang bahwa sekolah dan kampus itu bid'ah, karena tidak ada di zaman kenabian, bisa benar dan bisa tidak benar. Benar karena memang di masa itu Mekkah Madinah belum mengenal sekolah. Tidak benar karena yang dimaksud bid'ah tentu saja bukan hal buruk dan haram.
Lalu sejak kapan kita mengenal sistem sekolah seperti yang kita alami sekarang? Apakah di luar gurun Arabia di masa kenabian orang-orang sudah mengenal sistem sekolah?
1. Yunani Kuno
Jawabanya mari kita telurusi sejak zaman kerajaan Yunani Purba, yaitu sebelum zaman Sebelum Masehi. Sejarah menyebutkan bahwa para cendikia zaman itu seperti Phytagoras (580-500 SM) dan dan Socrates (469-399 SM) suka berkeliling ke tiap rumah untuk mengajarkan filsafat, dialektika (berdiskusi).
Namun pada masa berikutnya seperti Plato (427-347 SM) sudah mulai mendirikan 'sekolah' dalam tanda petik. Artinya guru sudah tidak lagi berkeliling, tapi menetap di sebuah gedung.
Setelah itu, mulai dikenal pula apa yang disebut ruang belajar, dan ditentukan lama pendidikannya. Sekolah pertama kali disebut-sebut di zaman Plato. Saat itu dinamakan Academya.
Sekolah pertama itu konon masih menumpang pada barak tentara yang disebut Gymnasium. Di tempat itu Plato mengajar, yang banyak disebut dia mengajarkan masalah kerohanian, budi pekerti, membaca, serta menulis dengan menggunakan sejenis lilin yang digores dengan batu.
Dan untuk sekolah lanjutan, Plato mengajarkan aritmatika, ilmu ukur, sastra, dan dialektika yang meliputi debat logika, dasar-dasar ilmu hukum, dan ketatanegaraan.
Tokoh lain yang juga disebut sebagai pengajar adalah murid Plato yaitu Aristoteles, (384-322 SM). Dia meneruskan sistem pendidikan penemuan gurunya itu dengan menambahkan pelajaran musik, serta membangun asrama sekolah. Aristoteles menyebut sekolahnya “Lyceum”.
2. Romawi Kuno
Sejarah sekolah kemudian diteruskan dalam kebudayaan Romawi Kuno, khususnya setelah mencapai kejayaan dan berhasil menaklukkan banyak negeri, mulai dari Eropa, melintasi Turki, sampai ke Afrika utara.
Guru-guru zaman Romawi lebih menekankan kedisiplinan yang teramat keras kepada setiap muridnya. Seperti misalnya, siswa-siswa yang diwajibkan tinggal di asrama, harus sudah bangun pada pukul 4.00 pagi, lalu disuruh menghapalkan sejumlah mata pelajaran, termasuk bahasa asing.
Sistem pendidikan Romawi memang menekankan daya ingat yang kuat, melalui berbagai hafalan.
3. Sekolah di China Kuno
Sekolah sudah didirikan di zaman dinasti Han sejak sekitar tahun 143-141 SM. Di zaman modern sekolah ini berubah menjadi Shishi High School.
4. Sekolah di Inggris
Tahun 597 di Inggris berdiri sekolah bernama The King's School Canterbury. Sekolah ini dibuka sebagai bagian Katedral Canterbury pada Abad Pertengahan.
Selain itu juga ada St. Peter School yang didirikan oleh Saint Paulinus of York bersamaan dengan Katedral dan Gereja Metropolis Saint Peter di York, Inggris pada tahun 627 M.
5. Sekolah di Jerman
Di Jerman sekitar tahun 797 M Gymnasium yaitu di Munster, North Rhine-Westphalia, Jerman. Sekolah menengah negeri umum ini didirikan Saint Ludger atas instruksi Charlemagne untuk menyebarkan Kristen di Saxony.
6. Sekolah Modern
Di zaman modern, yang sering disebut-sebut sebagai Bapak Pendidikan Modern yaitu Horace Mann (1796-1859) di Amerika Serikat. Yang paling penting dari jasanya adalah mulai ada pemisahan berdasarkan usia daripada mengelompokkan semua siswa bersama.
7. Sekolah di Dunia Islam
Di dunia Islam sendiri sejarah sekolah atau kampus baru ada di zaman Bani Abasyiah, yaitu Madrasah Nizamiyah di baghdad. Madrasah ini didirikan oleh Perdana Menteri Nizamul Mulk (1018-1092), seorang penguasa bani Seljuk pada abad ke-11 M.
Di antara pengajar di Madrasah Nizhamiyah adalah Al-Imam Al-Al-Juwaini (w. 478 H) dan Imam Al-Ghazali (w. 505 H).
Lalu di banyak peradaban Islam banyak bermunculan madrasah serupa, baik di Andalusia, Mesir, Iraq, Maghrib dan lainnya.
8. Masa Penjajahan Barat Atas Dunia Islam
Di masa penjajahan barat atas dunia Islam, sekolah lebih dikenal sebagai produk penjajah, bahkan merupakan aktifitas keagamaan gereja. Sehingga sistem sekolah modern dianggap bukan produk dunia Islam.
Bahkan di masa awal, ada semacam larangan bagi umat Islam untuk menyerahkan urusan pendidikan anak-anak mereka ke sekolah.
Sebab umumnya sekolah di zaman itu tidak mengajarkan ilmu agama, namun mengajarkan sekulerisme, atau setidaknya mengajarkan budaya barat.
Saya sebagai anak Betawi zaman kecil ikut merasakan hal itu. Banyak teman saya yang putus sekolah dan tidak jadi masalah oleh orang tuanya.
Sekolah nggak penting, yang penting ngaji belajar agama. Gitu filosofi mereka.
Maka kisah Si Doel anak sekolahan jadi menarik untuk dijadikan bahan skripsi. Unik saja, Betawi kok jadi tukang insinyur?
Si Doel sekolah sih sekolah, jadi tukang insinyur, tapi kerjanya serabutan juga. Bininye dua pula. Hehe
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
7 Maret 2022 pukul 10.40 ·