JANGAN TERPECAH HANYA KARENA BERBEDA PENDAPAT
“Jangan sampai kebencian kepada suatu kaum, menjadikan kalian berbuat tidak adil (zalim) kepada mereka..!” [QS. Al-Maidah: 8]
Sehingga janganlah menuduh orang-orang yang ikut “Maulid Nabi” atau membaca tahlil, dengan tuduhan “pasti Ahli Bid’ah yang sesat” atau melanggar sunnah Nabi” -shallallahu ‘alaihi wasallam-.
Karena seringkali alasan dia ikut “Maulid Nabi” adalah karena “cinta yang sangat tinggi” kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mungkin ada yang heran, mengapa karena “cinta Nabi”, seseorang malah merayakan “maulid Nabi”..?
Jawabannya:
Karena menurut dia berbagai cara menunjukkan bukti cinta kepada Nabinya. Ada yang melazimkan bersholawat seratus kali sehari, ada yang membaca sholawat ribuan kali dalam sehari, juga ada yang tiada henti lisannya bersholawat kepada Nabinya karena kerinduannya kepada Baginda Nabi.
Baginya Merayakan maulid adalah ucapan syukur yang tiada terkira dan sebuah anugerah yang paling agung dengan kelahiran manusia yang paling agung maka membawa keberkahan alam semesta.
Karena kelahirannya, kita mengenal agama ini dan dijadikan ummat yang paling mulia.
Oleh karena itu, berkali-kali kami sampaikan, mari kita menjaga Akhlak yang diajarkan oleh Nabi. Bila kita benar-benar cinta kepada Rasulullah.
Jangan terpecah belah hanya karena perbedaan pendapat para ulama.
Saling menghormati dan saling menghargai perbedaan.
Bagi yang merayakan maulid Nabi hendaknya menghormati yang tidak merayakannya dan jangan mengolok-olok apalagi merendahkan saudara kita.
Jangan berdebat apalagi yang bisa menimbulkan perpecahan atau permusuhan.
Belajarlah dari akhlak imam-imam dan Salaf-salaf terdahulu, ketika mereka berbeda pendapat namun tetap berkasih sayang tanpa permusuhan.
Oleh karenanya, jangan zalimi saudaramu dengan tuduhan baik yang merayakan maulid atau tidak merayakan maulid “tidak cinta kepada Nabi” shallallahu ‘alaihi wasallam, sedangkan dia sangat sadar akan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian, sehingga aku lebih dia cintai melebih orang tuanya, anaknya, dan manusia semuanya..” [HR. Bukhari dan Muslim].
Kenyataannya setiap muslim yang ikhlas, dia pasti mencintai Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, hanya saja bentuk cintanya bisa berbeda sesuai dengan latar belakang ilmu masing-masing.
Jangan sampai karena engkau tidak merayakan maulid Nabi menjadikanmu menzalimi saudaramu..!
Ingat sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam-: “Sungguh kezaliman akan mendatangkan banyak kegelapan kepadamu di hari kiamat nanti..!” [HR. Bukhari dan Muslim].
Dan tentang ikhlas, pernah dijelaskan , seorang salaf pernah ditanya : Kapan seorang hamba itu bisa disebut ikhlas?
Beliau pun menjawab, Apabila akhlaknya seperti seorang bayi yang tidak peduli dengan pujian ataupun hinaan. (Kitab Tanbihul Mughtarin- hal 78)
ﺳُﺌِﻞ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺴَّﻠﻒ :
ﻣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ مُخلِصًا؟.
ﻓﻘﺎﻝ:ﺇﺫﺍ ﺻﺎﺭ ﺧُﻠُﻘُﻪُ ﻛﺨُﻠﻖ ﺍﻟﺮﺿﻴﻊ
ﻻ ﻳُﺒﺎﻟﻲ ﻣﻦ ﻣﺪﺣﻪ ﺃﻭ ﺫﻣﻪ .
ﺗﻨﺒﻴﻪ المغترين (ص 78)
Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.Aamiiiin
Dan mudah-mudahan berkah kemuliaan maulid Nabi, kita semua kelak akan berkumpul di Al haudh Bersama Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Wallohu a'lam
Baca juga kajian tentang ikhtilaf berikut :
- Guru dan Murid Berbeda Pendapat
- Perbedaan Antara Ushul Fiqh dan Fiqih
- Mengapa Berat Menerima Perbedaan?
- Beda Pendapat Antar Umat
- Perbedaan Tentang Batasan Bidah
Sumber FB Ustadz : Alhabib Quraisy Baharun
26 Oktober 2021·